Masapanen lele sangkuriang baik di tingkat pembenihan maupun di tingkat pembesaran terbukti lebih cepat dibandingkan dengan lele dumbo. Di tingkat pembenih, pertumbuhan lele sangkuriang dari ukuran 2-3 cm untuk mencapai ukuran 5-6 cm hanya memerlukan waktu 20-25 hari. Abah Nasrudin: Kecebong, anak kodok, muncul di kolam
Abah Nasrudin adalah tokoh masyarakat yang banyak dikenal sebagai Bapak Lele Sangkuriang. Julukan ini diberikan berdasarkan apresiasi masyarakat karena kiprahnya yang telah mengembangkan serta menyebarluaskan budidaya ikan lele sangkuriang dari Bogor hingga hampir ke seluruh nusantara. Penyebaran budidaya ikan lele ini memiliki misi untuk mengangkat harkat dan martabat para pengangguran, korban PHK, serta anak putus sekolah. Dengan berbagi pengetahuan tentang pengembangan budidaya ikan lele, Abah Nasrudin berharap mampu melahirkan pengusaha-pengusaha sukses dari budidaya ikan Lele Sangkuriang, khususnya di Kecamatan Megamendung. Dengan begitu, pengangguran di Kecamatan Megamendung dapat ditanggulangi melalui peningkatan dan pengembangan usaha budidaya Ikan Lele pemberdayaan masyarakat, usaha mikro, budidaya lele, modal sosial Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free Pengembangan Usaha Mikro melalui Budidaya Ikan Lele Sangkuriang61E M P A T I Jurnal Ilmu Kesejahteraan Sosial Vol. 3 No. 1 Juni 2014Pengembangan Usaha Mikro melalui Budidaya Ikan Lele SangkuriangAhmad Rifki FathurrohmanAbstractAbah Nasrudin adalah tokoh masyarakat yang banyak dikenal sebagai Bapak Lele Sangkuriang. Julukan ini diberikan berdasarkan apresiasi masyarakat karena kiprahnya yang telah mengembangkan serta menyebarluaskan budidaya ikan lele sangkuriang dari Bogor hingga hampir ke seluruh nusantara. Penyebaran budidaya ikan lele ini memiliki misi untuk mengangkat harkat dan martabat para pengangguran, korban PHK, serta anak putus sekolah. Dengan berbagi pengetahuan tentang pengembangan budidaya ikan lele, Abah Nasrudin berharap mampu melahirkan pengusaha-pengusaha sukses dari budidaya ikan Lele Sangkuriang, khususnya di Kecamatan Megamendung. Dengan begitu, pengangguran di Kecamatan Megamendung dapat ditanggulangi melalui peningkatan dan pengembangan usaha budidaya Ikan Lele words pemberdayaan masyarakat, usaha mikro, budidaya lele, modal sosial PendahuluanBerdasarkan data BPS Badan Pusat Statistik, tingkat pengangguran di Indonesia mengalami penurunan. Pada Februari 2013, Tingkat Penganggruran Terbuka TPT berjumlah sekitar 5,92% dari jumlah penduduk Indonesia, yang awalnya mencapai 6,14% pada Agustus 2012. Artinya, terdapat pengurangan TPT sekitar 0,22% dari jumlah sebelumnya. Meskipun begitu, jumlah tersebut masih terbilang sangat banyak mengingat jumlah warga negara Indonesia mencapai 250 juta jiwa, yang berarti TPT masih mencapai 14,8 juta pengangguran di beberapa wilayah juga cenderung tinggi, misalnya di Kabupaten Bogor. Berdasarkan pernyataan Bupati Bogor, seperti dikutip dalam harian umum Pelita, pada Februari 2014, jumlah pengangguran terbuka hampir mencapai angka setengah juta, yaitu sekitar jiwa dari total penduduk sebanyak jiwa. Jika dipresentasikan, maka jumlah pengangguran terbuka di Kabupaten Bogor sekitar 9,24 %. Bahkan secara lebih spesik, Kecamatan Megamendung Bogor, menurut hasil Boling Rebo Keliling Kecamatan Megamendung tahun 2012, mencapai jiwa. Dari jumlah tersebut, jika tingkat pengangguran dirata-ratakan pada angka 9,24 % mengacu pada TPT Kabupaten Bogor, maka jumlah TPT di Kecamatan Megamendung sekitar jiwa dari total penduduk yang masalah sosial tersebut, salah satu peluang untuk menanggulanginya adalah dengan melakukan pemberdayaan dan pengembangan usaha mikro. Salah satu contohnya adalah pengembangan usaha mikro yang dilakukan oleh Abah Nasrudin dalam penanggulangan pengangguran di Kecamatan Megamendung. Abah Nasrudin adalah tokoh agrobisnis yang sudah mengembangkan dan mensosialisasikan budidaya satu jenis ikan Pengembangan Usaha Mikro melalui Budidaya Ikan Lele Sangkuriang62 E M P A T I Jurnal Ilmu Kesejahteraan Sosial Vol. 3 No. 1 Juni 2014lele unggul yang diberi nama Ikan Lele Sangkuriang. Kini, Abah Nasrudin sudah memiliki petani dampingan hampir di seluruh provinsi yang ada di Indonesia. Permasalahan pengangguran di tempat kelahiran Abah Nasrudin ini membuatnya terpanggil untuk melakukan perubahan, yaitu munculnya para pengusaha Ikan Lele Sangkuriang agar perekonomian masyarakat Megamendung menjadi lebih meningkat. Dalam upayanya melakukan pemberdayaan masyarakat tersebut, Abah Nasrudin menggunakan beberapa peran strategis sebagai seorang community worker. Sehingga proses pemberdayaan melalui budidaya Ikan Lele Sangkuriang ini akan lebih terarah, terutama ketika pendampingan dilakukan langsung oleh pakarnya. Tulisan ini berupaya menelusuri strategi budidaya Ikan Lele Sangkuriang sebagai upaya pemberdayaan ini menggunakan pendekatan kualitatif, yaitu penelitian yang bertujuan untuk menjelaskan fenomena sedalam-dalamnya melalui pengumpulan data. Riset ini tidak mengutamakan besarnya jumlah informan. Jika data yang terkumpul sudah mendalam dan bisa menjelaskan fenomena yang diteliti, maka tidak perlu dicari informan lainnya. Dalam penelitian kualitatif, yang lebih ditekankan adalah persoalan kedalaman kualitas data bukan banyaknya kuantitas data Rachmat, 2009 56.Berdasarkan pernyataan di atas, penulis melihat bahwa metode kualitatif sangat tepat untuk diterapkan dalam penelitian ini. Informan yang diteliti adalah Abah Nasrudin dan karyawan atau petani dampingan Abah Nasrudin. Dengan begitu, informasi yang penulis cari bisa digali menjadi lebih mendalam, serta dengan adanya informan lain sebagai pembanding, pengumpulan data maupun informasi yang penulis dapatkan menjadi lebih Pemberdayaan MasyarakatMenurut Edi Suharto 2005 57, kata pemberdayaan empowerment berasal dari kata “power” kekuasaan atau keberdayaan. Sedangkan, menurut T. Hani Handoko 1997 33, pemberdayaan adalah suatu usaha jangka panjang untuk memperbaiki proses pemecahan masalah dan melakukan upaya untuk memberdayakan masyarakat, menurut Gunawan 1996 16, terdiri dari tiga tahapan, sebagai berikut 1. Menciptakan suasana iklim yang memungkinkan potensi masyarakat untuk berkembang. Pendekatan ini bertitik tolak dari pemahaman bahwa setiap masyarakat memiliki potensi daya yang dapat dikembangkan; 2. Memperkuat potensi atau daya yang dimiliki oleh masyarakat, dalam tahapan ini diperlukan langkah-langkah lebih positif dan nyata, serta perembukaan akses kepada berbagai peluang yang akan membuat masyarakat menjadi semakin berdaya dalam memanfaatkan peluang tersebut; 3. Memberdayakan juga mengandung arti menanggulangi kendala-kendala yang Pengembangan Usaha Mikro melalui Budidaya Ikan Lele Sangkuriang63E M P A T I Jurnal Ilmu Kesejahteraan Sosial Vol. 3 No. 1 Juni 2014mampu menghambat masyarakat untuk lebih pemberdayaan masyarakat, tidak dapat dipungkiri pentingnya peran aktor sebagai community worker. Menurut Peter Salim dalam Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer, peran adalah sesuatu yang diharapkan dapat dimiliki oleh aktor sosial yang memiliki kedudukan dalam masyarakat. Karenanya, dalam suatu intervensi komunitas, perlu adanya peran dari community worker sebagai penunjang dalam proses pemberdayaan yang baik. Menurut Zastrow, seperti yang dikutip oleh Isbandi 2001 62, dijelaskan sedikitnya ada tujuh peran community worker dalam intervensi komunitas. Pertama, pemercepat Enabler. Sebagai seorang pemercepat, community worker membantu masyarakat untuk memahami dan mengidentikasi permasalahan yang ada, serta mengembangkan kapasitas mereka agar mampu menangani masalahnya tersebut. Dasar losos dari peran ini adalah “help people to help themselves”.Kedua, perantara broker. Peran perantara dalam pemberdayaan masyarakat ini dilakukan untuk menghubungkan suatu individu, atau kelompok dalam masyarakat yang membutuhkan layanan atau servis, namun mereka tidak tahu harus bagaimana dan kepada siapa dapat meminta bantuan lembaga yang dapat memberikan layanan masyarakat. Misalnya, ketika para peternak Ikan Lele Sangkuriang tidak tahu harus menjual hasil panen ke mana, maka tugas broker adalah membantu mereka untuk memasarkan hasil panen pendidik edukator. Dalam menjalankan peran pendidik, seorang community worker harus menguasai ilmu yang akan dibagikannya kepada para penerima manfaat agar terhindar dari kesalahan-kesalahan, khususnya yang bersifat teknis. Namun, tidak jarang pula community worker juga meminta bantuan dari profesi lain yang sudah ahli dalam bidang yang akan didiskusikan dengan penerima tenaga ahli expert. Dalam kaitan dengan peran sebagai tenaga ahli, community worker diharapkan dapat memberikan masukan, saran dan dukungna informasi dalam berbagai area. Misalnya, seorang tenaga ahli memberikan usulan mengenai bagaimana struktur organisasi yang bisa dikembangkan dalam suatu organisasi nirlaba yang menangani masalah lingkungan; kelompok mana saja yang harus terwakili atau memberi masukan mengenai isu-isu yang pantas dikembangkan dalam suatu perencana sosial social planner. Seorang perencana sosial mengumpulkan data mengenai masalah sosial yang terdapat dalam komunitas, memetakan, menganalisa dan menyajikan tindakan alternatif secara rasional untuk menangani masalah tersebut. Setelah itu perencana sosial mengembangkan program, mencoba mencari sumber pendanaan alternatif dan mengembangkan konsensus dalam kelompok yang mempunyai berbagai minat maupun kepentingan. Keenam, advokat advocate. Peran sebagai advokat dalam community work dicangkok dari dunia hukum. Peran advokat di satu sisi berpijak pada tradisi pembaharuan Pengembangan Usaha Mikro melalui Budidaya Ikan Lele Sangkuriang64 E M P A T I Jurnal Ilmu Kesejahteraan Sosial Vol. 3 No. 1 Juni 2014sosial, dan di sisi lainnya berpijak pada tradisi pelayanan sosial. Peran ini melatari tindakan aktif dan terarah, di mana community worker menjalankan fungsi advokasi atau pembelaan dalam mewakili kelompok masyarakat yang membutuhkan bantuan atau layanan, sementara institusi yang seharusnya memberikan bantuan atau pun layanan tidak memedulikan, baik bersifat negatif atau pun menolak tuntutan warga. Dalam menjalankan fungsi advokasi, seorang community worker tidak jarang harus melakukan persuasi terhadap kelompok profesional atau pun kelompok tertentu, agar dapat mencapai tujuan yang diharapkan dalam kaitannya dengan upaya mengembangkan suatu aktivis activist. Sebagai aktivis, seorang community worker mencoba melakukan perubahan institusional yang lebih mendasar, dan seringkali tujuannya adalah pengalihan sumber daya atau pun kekuasaan power pada kelompok yang kurang mendapatkan keuntungan. Seorang aktivis biasanya memperhatikan isu-isu tertentu, seperti ketidaksesuaian dengan hukum yang berlaku, kesenjangan dan perampasan Nasrudin sebagai Sosial WorkerAbah Nasrudin, yang kerap disapa dengan Abah Nas, lahir di Bogor pada tanggal 11 Mei 1948. Kini, usianya sudah genap 66 tahun; usia yang sudah sangat matang dan pantas untuk mendapatkan julukan Abah. Dia tinggal dengan seorang istri dan lima anaknya di Kampung Sukabirus, RT. 004/005, Desa Gadog, Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor. Saat ini keadaannya serba berkecukupan dan tidak berbanding lurus dengan kehidupannya di masa lampau. Di masa lalu, Abah Nas bukanlah sosok yang dikenal banyak orang; jangankan di luar negeri, di kampungnya sendiri pun Abah Nas masih belum terlalu dikenal. Namun, karena sering bersosialisasi, kemudian mengikuti berbagai pelatihan yang dilakukan oleh pemerintah setempat, akhirnya Abah Nas mulai dikenal banyak orang, meski belum sampai ke seluruh nusantara, yang merupakan awal dari popularitas Abah Nas di seluruh warga Indonesia, bahkan hingga manca negara, terutama di kalangan agribisnis. Sebagai orang yang tidak lulus SR Sekolah Rakyat, Abah Nas dapat dipandang sangat beruntung jika dilihat dari kehidupannya sekarang ini. Sebagai seorang warga yang tidak mampu membaca, dia mampu menghasilkan pundi-pundi uang yang mampu mencukupi kebutuhan seluruh keluarganya. Kesuksesan Abah Nasrudin saat ini bukanlah sekedar pemberian Tuhan, namun juga diimbangi dengan usaha yang gigih sebagai orang yang ulet dan bekerja keras. Dalam suatu kesempatan, Abah Nas mengikuti pelatihan budidaya ikan lele yang dilakukan oleh BBPBAT Sukabumi pada tahun 2001. Dari pelatihan tersebut, Abah Nas diberikan mandat oleh BBPBAT untuk membudidayakan Ikan Lele Sangkuriang, yang saat itu masih belum banyak dikenal oleh masyarakat, karena perbedaan jenis serta namanya. Bekal yang diberikan oleh BBPBAT Sukabumi itu pun tidak disia-siakan oleh Abah Nas, sehingga dia mampu mengembangkan budidaya Ikan Lele Sangkuriang, yang merupakan satu jenis ikan Pengembangan Usaha Mikro melalui Budidaya Ikan Lele Sangkuriang65E M P A T I Jurnal Ilmu Kesejahteraan Sosial Vol. 3 No. 1 Juni 2014lele dari hasil perubahan genetik, serta mensosialisasikannya kepada masyarakat secara luas. Kini, Abah Nasrudin memiliki puluhan kolam pembenihan dan pembesaran. Kolam-kolam itulah yang menjadi salah satu penyumbang kehidupannya. Abah Nasrudin mengembangkan metode tersendiri dalam proses pengelolaan budidaya Ikan Lele Sangkuriang, sebagai upaya pemberdayaan masyarakat di Kecamatan Megamendung. Metode tersebut dapat diurai dalam lima tahapan. Tahapan pertama adalah memberikan pelatihan kepada para penerima manfaat sebagai dasar dalam budidaya Ikan Lele Sangkuriang. Tahapan ini dapat dibagi menjadi dua segmen sebagai berikut1. Segmen Pembenihan. Dalam segmen ini, pelatihan dilakukan selama tiga hari berturut-turut, dari hari Jumat pukul hingga hari Minggu pukul Segmen ini menanggulangi masalah pengangguran secara tidak langsung. Dengan adanya peserta yang mengikuti pelatihan ini, maka mereka akan merekrut masyarakat untuk menjadi karyawan, artinya ada pembukaan lapangan pekerjaan melalui peserta pelatihan terhadap masyarakat umum. Berikut adalah proses pelatihan pada segmen pembenihanTabel 1 Agenda Pelatihan Pembenihan Ikan Lele Sangkuriang1Hari Waktu dan KegiatanJumat 1. Pukul Pengarahan kepada para peserta pelatihan tentang tahapan pelatihan2. Pukul Istirahat dan sholat3. Pukul Peserta diajak praktek langsung ke kolam untuk mempersiapkan pemijahan ikan, dari pembersihan kakaban, yaitu tempat bertelur ikan lele berupa ijuk, pemilihan calon indukan Ikan Lele Sangkuriang yang siap pijah/kawin, hingga memasukan calon indukan lele ke kolam Pukul Diskusi tentang teknis pemijahan di kolam pemijahan secara detail5. Pukul Ishoma1 Observasi pribadi di Farm Lele Sangkuriang milik Abah Nasrudin di Desa Gadog Kecamatan Megamendung pada 13 Juni-25 Juli 2014 Pengembangan Usaha Mikro melalui Budidaya Ikan Lele Sangkuriang66 E M P A T I Jurnal Ilmu Kesejahteraan Sosial Vol. 3 No. 1 Juni 2014Sabtu 1. Pukul Peserta mengobservasi kolam-kolam yang tersedia dan dilanjutkan dengan praktek langsung melakukan pencucian kolam penetasan dan pemeliharaan2. Pukul Praktek pembuatan kakaban3. Pukul Praktek pemasangan Pukul Melakukan pengamatan telur yang sudah menempel di kakaban5. Pukul Istirahat 6. Pukul Praktek pembongkaran kolam pemijahan serta pemindahan telur oleh peserta dari kolam pemijahan ke kolam penetasan dan pemeliharaan, dilanjutkan dengan praktek perawatan air menggunakan herbal7. Pukul Praktek persiapan cacing sutera dan memberikannya kepada larva lele yang sudah menetas8. Pukul Praktek pengamatan hama larva ikan lele9. Pukul Pemberian teori oleh Abah Nasrudin dari awal persiapan kolam, pemilihan indukan, pemijahan, pemberian pakan, perawatan ikan, hingga pemasaranMinggu 1. Pukul Praktek penyortiran larva, memisahkan antara yang kecil dan Pukul Penutupan dan pulang2. Segmen Pembesaran. Dalam segmen ini, waktu yang digunakan bersifat dinamis, karena tidak ada hari khusus yang dilakukan dalam pemberian pelatihan. Segmen pembesaran juga merupakan segmen yang paling sering digunakan dalam upaya pemberdayaan masyarakat secara langsung, di mana para penerima manfaat akan melakukan langsung budidaya Ikan Lele Sangkuriang, bukan sebagai karyawan. Adapun teori yang diberikan oleh Abah Nasrudin pada tahap awal Pengembangan Usaha Mikro melalui Budidaya Ikan Lele Sangkuriang67E M P A T I Jurnal Ilmu Kesejahteraan Sosial Vol. 3 No. 1 Juni 2014adalah persiapan kolam, pendederan benih, pemberian pakan dan treatment air. Tahapan kedua adalah memberikan pendampingan dalam bentuk konsultasi budidaya Ikan Lele Sangkuriang, supaya kegiatan budidaya Ikan Lele Sangkuriang dapat memberikan manfaat, berjalan dengan baik dan berhasil. Pendampingan dilakukan secara eksibel, bisa dilakukan dengan bertemu secara langsung dan berkonsultasi, atau bisa juga berkonsultasi melalui telepon ketiga adalah memberikan motivasi kepada para penerima manfaat. Pengembangan Ikan Lele Sangkuriangan tidak selalu berjalan lancar, dan sering menemukan berbagai kendala dalam prosesnya, sehingga diperlukan juga motivasi, terutama bagi para pengembang baru, untuk tidak mudah keempat adalah memfasilitasi para penerima manfaat dengan jaminan pasar dan memberikan herbal gratis. Salah satu faktor yang mendukung bertahannya pengembangan budidaya Ikan Lele Sangkuriang adalah adanya jaminan untuk memperoleh hasil dari proses yang telah diupayakan. Karenanya, dibutuhkan herbal gratis untuk menjamin kesuksesan peternakan Ikan Lele Sangkuriang, dan tersedianya jaringan untuk kelima adalah mengevaluasi hasil budidaya Ikan Lele Sangkuriang. Setelah para penerima manfaat memanen hasil budidaya Ikan Lele Sangkuriang, mereka akan menjual hasil panennya kepada Abah Nasrudin. Dari jumlah ikan lele yang dijual kepada Abah Nasrudin, akan terlihat berapa persentase keberhasilan para penerima manfaat. Selain itu, para penerima manfaat akan menceritakan proses budidaya dari awal hingga panen. Jika terjadi beberapa kesalahan teknis, Abah Nasrudin akan langsung memberi masukan kepada para penerima manfaat agar kegagalan yang sebelumnya terjadi dapat lima peran comminuty worker yang dilakukan oleh Abah Nasrudin dalam upaya penanggulangan pengangguran di Kecamatan Megamendung. Pertama, pemercepat perubahan Enabler Abah Nasrudin telah membangkitkan masyarakat untuk mengembangkan usaha mikro, yaitu budidaya Ikan Lele Sangkuriang sebagai alat untuk mengangkat perekonomian masyarakat Kecamatan Megamendung. Abah Nas juga menyediakan fasilitas konsultasi gratis bagi para penerima manfaat, dan bahkan memberikan herbal secara cuma-cuma selama proses pendampingan berlangsung, serta selalu memberikan dorongan dan motivasi sehingga mampu membangkitkan semangat mereka dalam upaya pemberdayaan masyarakat melalui budidaya Ikan Lele Sangkuriang. Kedua, pendidik edukator Abah Nasrudin memberikan pelatihan kepada para penerima manfaat sebagai dasar atau acuan bagi para penerima manfaat dalam budidaya ikan Lele Sangkuriang. Ketiga, tenaga ahli expert Abah Nasrudin mensosiaslisasikan dan memberi informasi kepada masyarakat terkait dengan usahanya melakukan penanggulangan Pengembangan Usaha Mikro melalui Budidaya Ikan Lele Sangkuriang68 E M P A T I Jurnal Ilmu Kesejahteraan Sosial Vol. 3 No. 1 Juni 2014pengangguran di Kecamatan Megamendung melalui budidaya Ikan Lele Sangkuriang. Selain itu, dia selalu memberikan saran serta masukan kepada para petani binaannya setelah memanen ikan lele hasil budidayanya. Keempat, perencana sosial social planner Abah Nasrudin mengadakan program pemberdayaan masyarakat melalui budidaya ikan Lele Sangkuriang, baik yang bersifat individu maupun kelompok tani. Kelima, perantara broker Abah Nasrudin menyambungkan pihak luar agar memberikan donasi kepada kelompok tani binaannya serta membantu para petani binaannya untuk memasarkan hasil panen mereka. Pengembangan Usaha Mikro melalui Budidaya Ikan Lele Sangkuriang69E M P A T I Jurnal Ilmu Kesejahteraan Sosial Vol. 3 No. 1 Juni 2014BibliograAdi, Isbandi Rukminto, Intervensi Komunitas Pengembangan Masyarakat sebagai Upaya Pemberdayaan Masyarakat. Jakarta Rajawali Press, Pemberdayaan Pengembangan Masyarakat Dan Intervensi Komunitas. Jakarta Fakultas ekonomi Universitas Indonesaia, Permberdayaan Eks Wanita Tuna Sussila melalui Pelatihan Keterampilan Tata Rias Pengantin di Panti Sosial Karya Wanita “Mulya Jaya”. Jakarta Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam FDIK, Buchari, Kewirausahaan. Bandung Alfabeta, M. Burhan, Penelitian Kualitatif. Jakarta Kencana Prenada Media Group, al, Geoffrey G Meredith, Kewirausahaan Teori dan Praktek. Jakarta PT. Pustaka Binaman Pressindo, Abu, Pengorganisasian dan Pengembangan Masyarakat. Bandung Humaiora, Focused Group Discussion. Jakarta Yayasan Obor Indonesia, Kewirausahaan. Jakarta PT. Raja Grando Persada, Rachmat, Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta Kencana Prenada Media Group, Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal. Jakarta Bumi Aksara, dan Tantan Hermansah, Manajemen Pengembangan Masyarakat Islam. Jakarta UIN Jakarta Press, Jurus Sukses Beternak Lele Sangkuriang. Jakarta PT. Agro Media Pustaka, Pengantar Ilmu Kesejahteraan Sosial. Yogyakarta Departmen Sosial RI Badan Penelitian dan Pengembangan Kesejahteraan Sosial, Bambang dan Lina Miftahul Janah. Metode Penelitian Kuantitatif Teori dan Aplikasinya. Jakarta PT Raja Grando Persada, Bagus Adhi, Pemberdayaan Masyarakat melalui Kegiatan Daur Ulang Sampah di Perumahan Griya Serpong Kademangan Setu Tangerang Selatan Banten. Jakarta Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam FDIK, FX., Nasrudin Bapak Lele Sangkuriang. Bogor Kompas, edisi Senin 21 Desember Sudrajat, dkk., Kewirausahaan Santri Bimbingan Santri Mandiri. Jakarta Citrayuda, Syamsir dan Amir Fadhilah, Sosiologi Pedesaan. Jakarta Lembaga penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Salim dan Asfahani, Kewirausahaan Indonesia dengan Semangat 17-8-45. Jakarta Kloand KLede Jaya dan Departemen Koperasi dan Pembinaan Pengusaha Kecil, Pengembangan Usaha Mikro melalui Budidaya Ikan Lele Sangkuriang70 E M P A T I Jurnal Ilmu Kesejahteraan Sosial Vol. 3 No. 1 Juni Edi, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat. Bandung PT Reka Aditama, Eman, Desain Pembelajaran Kewirausahaan. Bandung Alfabeta, Gunawan, Pemberdayaan Masyarakat dan Jaring Pengaman Sosial. Jakarta PT. Gramedia Pustaka Utama, Gunawan, Pengembangan Daerah dan Pemberdayaan Masyarakat. Jakarta PT. Bina Rena Pariwara, Husaini dan Purnomo Setiadi Akbar, Metodologi Penelitian Sosial. Jakarta Bumi Aksara, Kesit Tisna, Mendongkrak Produksi Lele dengan Sistem Padat Tebar Tinggi. Jakarta PT. Agromedia Pustaka, Indriati, Ragam Penelitian Kualitatif Penelitian Lapangan. Jakarta FISIP UI, 2001. ... Although the percentage is small, nevertheless the absolute number is relatively big. One of the efforts to suppress this unemployment number is empowering and developing a micro business [3]. Since Indonesia has the potential in natural resources, one of the potential businesses would be freshwater aquaculture, especially in that of catfish [4]. ...Nandia Rani Woro Tri HandayaniMartinus Maslim Paulus MudjihartonoAbstrak. Sistem informasi yang mengotomatiskan proses bisnis, terutama dengan persyaratan khusus masih relevan saat ini. Clarias Makmur, sebuah usaha mikro di Indonesia yang membiakkan dan menjual ikan lele menggunakan sistem informasi ini untuk menjalankan penjualan, pengeluaran, modal, dan pelaporan mereka. Penjualan ikan lele sebagai makhluk hidup memiliki ciri khas tersendiri yang menunjukkan pola musiman yang unik. Sebuah model bernama SARIMA Seasonal Autoregressive Integrated Moving Average kemudian diusulkan untuk memprediksi penjualan. Lebih lanjut, sistem yang disebut SITRAN dibuat online supaya perusahaan mikro ini beroperasi secara fleksibel. Ada 400 data penjualan yang digunakan dalam metode ini untuk membuat model dan prediksi, sedangkan 100 data lainnya digunakan untuk menguji akurasi metode. Hasil penelitian menunjukkan bahwa SARIMAX 21,2,0 1,0,0,12 adalah model terbaik yang ditemukan dalam percobaan dan yang memberikan RMSE terkecil. Kata kunci prediksi; penjualan ikan lele; pola musiman; SARIMA Abstract. An information system that automates a business process, especially with specific requirement is still relevant these days. Clarias Makmur, a micro cooperation in Indonesia that breeds and sells catfish uses such an information system to carry out their sales, expenses, capital and reporting. The sales of catfish as a living creature have their own characteristics showing the unique seasonal pattern. A model named SARIMA Seasonal Autoregressive Integrated Moving Average is then proposed to predict the sales. Furthermore the system called SITRAN is made to be online for the cooperation to operate flexibly. There are 400 sales data used for the method to model and predict, while another 100 are used to test the method accuracy. The result shows that SARIMAX21,2,01,0,0,12 is the best model found in the experiment giving the smallest RMSE. Keywords prediction; catfish sales; seasonal pattern; SARIMAIntervensi Komunitas Pengembangan Masyarakat sebagai Upaya Pemberdayaan MasyarakatIsbandi AdiRukmintoAdi, Isbandi Rukminto, Intervensi Komunitas Pengembangan Masyarakat sebagai Upaya Pemberdayaan Masyarakat. Jakarta Rajawali Press, 2008. -, Pemberdayaan Pengembangan Masyarakat Dan Intervensi Komunitas. Jakarta Fakultas ekonomi Universitas Indonesaia, Eks Wanita Tuna Sussila melalui Pelatihan Keterampilan Tata Rias Pengantin di Panti Sosial Karya Wanita "Mulya JayaAdiburijalAdiburijal, Permberdayaan Eks Wanita Tuna Sussila melalui Pelatihan Keterampilan Tata Rias Pengantin di Panti Sosial Karya Wanita "Mulya Jaya". Jakarta Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam FDIK, Kencana Prenada Media GroupM BunginPenelitian BurhanKualitatifBungin, M. Burhan, Penelitian Kualitatif. Jakarta Kencana Prenada Media Group, PT. Raja Grafindo PersadaKewirausahaan KasmirKasmir, Kewirausahaan. Jakarta PT. Raja Grafindo Persada, dan Tantan Hermansah, Manajemen Pengembangan Masyarakat IslamMetode MardalisPenelitian Suatu PendekatanProposalMardalis, Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal. Jakarta Bumi Aksara, 2003. Muhtadi dan Tantan Hermansah, Manajemen Pengembangan Masyarakat Islam. Jakarta UIN Jakarta Press, Departmen Sosial RI Badan Penelitian dan Pengembangan Kesejahteraan SosialPramuwitoPramuwito, Pengantar Ilmu Kesejahteraan Sosial. Yogyakarta Departmen Sosial RI Badan Penelitian dan Pengembangan Kesejahteraan Sosial, Penelitian Kuantitatif Teori dan Aplikasinya. Jakarta PT Raja Grafindo PersadaBambang PrasetyoDan Lina MiftahulJanahPrasetyo, Bambang dan Lina Miftahul Janah. Metode Penelitian Kuantitatif Teori dan Aplikasinya. Jakarta PT Raja Grafindo Persada, X PunimanPuniman, FX., Nasrudin Bapak Lele Sangkuriang. Bogor Kompas, edisi Senin 21 Desember Santri Bimbingan Santri Mandiri. Jakarta CitrayudaSudrajat RasyidRasyid, Sudrajat, dkk., Kewirausahaan Santri Bimbingan Santri Mandiri. Jakarta Citrayuda, Lembaga penelitian UIN Syarif Hidayatullah JakartaSyamsir SalamDan AmirSosiologi FadhilahPedesaanSalam, Syamsir dan Amir Fadhilah, Sosiologi Pedesaan. Jakarta Lembaga penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2008.
Alhamdulillahpenulis sudah melangkah pada segmen usaha Pembenihan Lele Sangkuriang, untuk masuk ke segmen ini penulis sebelumnya mengikuti pelatihan di tempatnya "Sang Maestro" Abah Nasrudin selama 3 hari. Berbekal pengalaman itu penulis langsung terjun mempraktekan apa yang telah didapat selama pelatihan.
I. PENDAHULUAN Ikan lele merupakan salah satu jenis ikan air tawar yang sudah dibudidayakan secara komersial oleh masyarakat Indonesia terutama di Pulau Jawa. Budidaya lele berkembang pesat dikarenakan 1 dapat dibudidayakan di lahan dan sumber air yang terbatas dengan padat tebar tinggi, 2 teknologi budidaya relatif mudah dikuasai oleh masyarakat, 3 pemasarannya relatif mudah dan 4 modal usaha yang dibutuhkan relatif rendah. Pengembangan usaha budidaya ikan ini semakin meningkat setelah masuknya jenis ikan lele dumbo ke Indonesia pada tahun 1985. Keunggulan lele dumbo dibanding lele lokal antara lain tumbuh lebih cepat, jumlah telur lebih banyak dan lebih tahan penyakit. Namun demikian perkembangan budidaya yang pesat tanpa didukung pengelolaan induk yang baik menyebabkan lele dumbo mengalami penurunan kualitas. Hal ini karena adanya perkawinan sekerabat inbreeding, seleksi induk yang salah atas penggunaan induk yang berkualitas rendah. Penurunan kualitas ini dapat diamati dari karakter umum pertama matang gonad, derajat penetasan telur, pertumbuhan harian, daya tahan terhadap penyakit dan nilai FCR Feeding Conversation Rate. Sebagai upaya perbaikan mutu ikan lele dumbo, Balai Pengembangan Benih Air Tawar BPBAT Sukabumi telah berhasil melakukan rekayasa genetik untuk manghasilkan lele dumbo strain baru yang diberi nama lele ”Sangkuriang”. Perekayasaan ini meliputi produksi induk melalui silang-balik tahun 2000, uji keturunan benih dari induk hasil silang-balik tahun 2001, dan aplikasi produksi induk silang-balik tahun 2002-2004. Hasil perekayansaan ini lele sangkuriang memiliki karakteristik reproduksi dan pertumbuhan yang lebih baik dibandingkan dengan lele dumbo yang saat ini beredar di masyarakat. Budidaya lele sangkuriang Clarias sp mulai berkembang sejak tahun 2004, setelah dirilis oleh Menteri Kelautan dan Perikanan, dengan Nomor Kepmen KP 26/Men/2004. Teknik budidaya lele sangkuriang tidak berbeda dengan lele dumbo, mulai dari pembenihan sampai pembesaran. II. TEKNIK PEMIJAHAN LELE SANGKURIANG Pematangan Gonad Pematangan gonad lele sangkuriang dilakukan di kolam tanah. Caranya, siapkan kolam ukuran 50 m2, keringkan selama 2-4 hari dan perbaiki seluruh bagian kolam, isi air setinggi 50-70 cm dan alirkan secara kontinyu, masukkan 300 ekor induk ukuran 0,7-1,0 kg, beri pakan tambahan berupa pellet khusus lele dumbo sebanyak 3% setiap hari. Catatan induk jantan dan betina dipelihara terpisah. Pematangan di bak Pematangan gonad juga bisa dilakukan di bak. Caranya, siapkan baktembok ukuran panjang 8m, lebar 4m dan tinggi 1m; keringkan selama 2-4 hari, isi air setinggi 80-100 cm dan alirkan secara kontinyu, masukkan 100 ekor induk, beri pakan tambahan pellet sebanyak 3 persen/hari. Catatan induk jantan dan betina dipelihara terpisah. Seleksi induk lele sangkuriang dilakukan dengan melihat tanda-tanda pada tubuh. Tanda induk betina yang matang gonad – perut gendut dan tubuh agak kusam – gerakan lamban dan punya dua lubang kelamin – satu lubang telur satu lubang kencing – alat kelamin kemerahan dan agak membengkak Tanda induk jantan yang matang gonad – gerakan lincah, tubuh memerah dan bercahaya – punya satu lubang kelamin yang memanjang, kemerahan, agak membengkak dan berbintik putih. Pemijahan dan Pemeliharaan Larva Pemijahan ikan lele sangkuriang dapat dilakukan dengan tiga cara yaitu pemijahan alami natural spawning, pemijahan semi alami induced spawning dan pemijahan buatan induced/artificial breeding. Pemijahan alami dilakukan dengan cara memilih induk jantan dan betina yang benar-benar matang gonad kemudian dipijahkan secara alami di bak/wadah pemijahan dengan pemberian kakaban. Pemijahan semi alami dilakukan dengan cara merangsang induk betina dengan penyuntikan hormon perangsang kemudian dipijahkan secara alami. Pemijahan buatan dilakukan dengan cara merangsang induk betina dengan penyuntikkan hormon perangsang kemudian dipijahkan secara buatan. Pemijahan Alami – Siapkan bak berukuran panjang 2m, lebr 1m, dan tinggi 0,4 m – Keringkan selama 2-4 hari – Isi air setinggi 30 cm dan biarkan mengalir selama pemijahan – Pasang hapa halus seusai ukuran bak – Masukkan ijuk secukupnya – Masukkan 1 ekor induk betina yang sudah matang gonad pada siang atau sore hari – Masukkan pula 1 ekor induk jantan – Biarkan memijah – Esok harinya tangkap kedua induk dan biarkan telur menetas di tempat itu. Hasil pemijahan alami lele sangkuriang biasanya kurang memuaskan. Jumlah telur yang keluar tidak banyak. B. Pemijahan Semi Alami – Perbandingan induk jantan dan betina 11 baik jumlah maupun berat – Penyuntikkan langkahnya sama dengan pemijahan buatan – Pemijahan langkahnya sama dengan pemijahan alami C. Pemijahan Buatan Pemijahan buatan memerlukan keahlian khusus. Dua langkah kerja yang harus dilakukan dalam sistem ini adalah penyuntikkan, pengambilan sperma dan pengeluaran telur. Penyuntikkan dengan ovaprim Penyuntikkan adalah kegiatan memasukkan hormon perangsang ke tubuh induk betina. Hormon perangsang yang digunakan adalah ovaprim. Caranya, siapkan induk betina yang sudah matang gonad; sedot 0,3 mil ovaprim untuk setiap kilogram induk; suntikkan ke dalam tubuh induk tersebut; masukkan induk yang sudah disuntik ke dalam bak lain dan biarkan selama 10 jam. Penyuntikkan dengan hypofisa Penyuntikkan bisa juga dengan ekstrak kelenjar hypofisa ikan mas atau lele dumbo. Caranya siapkan induk betina yang sudah matang gonad ; siapkan 1,5 kg ikan mas ukuran 0,5 kg; potong ikan mas tersebut secara vertikal tepat di belakang tutup insang; potong bagian kepala secara horizontal tepat dibawah mata; buang bagian otak; ambil kelenjar hypofisa; masukkan ke dalam gelas penggerus dan hancurkan; masukkan 1 cc aquabides dan aduk hingga rata; sedot larutan hypofisa itu; suntikkan ke dalam tubuh induk betina; masukkan induk yang sudah disuntik ke bak lain dan biarkan selama 10 jam. Pengambilan Sperma Setengah jam sebelum pengeluaran tleur; sperma harus disiapkan. Caranya 1. Tangkap induk jantan yang sudah matang kelamin 2. Potong secara vertikal tepat di belakang tutup insang 3. Keluarkan darahnya 4. Gunting kulit perutnya mulai dari anus hingga belakang insang 5. Buang organ lain di dalam perut 6. Ambil kantung sperma 7. Bersihkan kantung sperma dengan tisu hingga kering 8. Hancurkan kantung sperma dangan cara menggunting bagian yang paling banyak 9. Peras spermanya agar keluar dan masukkan ke dalam cangkir yang telah diisi 50 ml setengah gelas aquabides 10. Aduk hingga homogen. Pengeluaran Telur Pengeluaran telur dilakukan setelah 10 jam dari peyuntikkan, namun 9 jam sebelumnya diadakan pengecekkan. Cara pengeluaran telur 1. Siapkan 3 buah baskom plastik, 1 botol Natrium Chlorida infus, sebuah bulu ayam, kain lap dan tisu 2. Tangkap induk dengan sekup net 3. Keringkan tubuh induk dengan lap 4. Bungkus induk dengan lap dan biarkan lubang telur terbuka 5. Pegang bagian kepala oleh satu orang dan pegang bagian ekor oleh yang lainnya 6. Pijit bagian perut ke arah lubang telur 7. Tampung telur dalam baskom plastic 8. Campurkan larutan sperma ke dalam telur 9. Aduk hingga rata dengan bulu ayam 10. Tambahkan Natrium Chlorida dan aduk hingga rata 11. Buang cairan itu agar telur-telur bersih dari darah 12. Telus siap ditetaskan. Penetasan Penetasan lele sangkuriang dimasukkan ke dalam bak tembok. Caranya 1. Siapkan sebuah bak tembok ukuran panjang 2 m, lebar 1 m dan tinggi 0,4 m 2. Keringkan selama 2-4 hari 3. Isi bak tersebut dengan air setinggi 30 cm dan biarkan air mengalir selama penetasan 4. Pasang hapa halus yang ukurannya sama dengan bak 5. Beri pemberat agar hapa tenggelam misalnya kawat behel yang diberi selang atau apa saja 6. Tebarkan telur hingga merata ke seluruh permukaan hapa 7. Biarkan telur menetas dalam 2-3 hari. Penetasan telur sebaiknya dilakukan pada air yang mengalir untuk menjamin ketersediaan oksigen terlarut dan penggantian air yang kotor akibat pembusukan telur yang tidak terbuahi. Peningkatan oksigen terlarut dapat pula diupayakan dengan pemberian aerasi. Telur lele sangkuriang menetas 30-36 jam setelah pembuahan pada suhu 22-25 0C. Larva lele yang baru menetas memiliki cadangan makanan berupa kantung telur yolksack yang akan diserap sebagai sumber makanan bagi larva sehingga tidak perlu diberi pakan. Penetasan telur dan penyerapan yolksack akan lebih cepat terjadi pada suhu yang lebih tinggi. Pemeliharaan larva dilakukan dalam hapa penetasan. Pakan dapat mulai diberikan setelah larva berumur 4-5 hari atau ketika larva sudah dapat berenang dan berwarna hitam. III. MANAJEMEN KESEHATAN DAN LINGKUNGAN Kegiatan budidaya lele sangkuriang di tingkat pembenih/pembudidaya sering dihadapkan pada permasalahan timbulnya penyakit atau kematian ikan. Pada kegiatan pembenihan, penyakit banyak ditimbulkan oleh adanya serangan organisme pathogen sedangkan pada kegiatan pembesaran, penyakit biasanya terjadi akibat buruknya penanganan kondisi lingkungan. Kegagalan pada kegiatan pembenihan ikan lele dapat diakibatkan oleh serangan organisme predator hama ataupun organisme pathogen penyakit. Organisme predator yang biasanya menyerang antara lain insekta, ular, atau belut. Serangan lebih banyak terjadi bila pendederan benih dilakukan di kolam tanah dengan menggunakan pupuk kandang. Sedangkan organisme pathogen yang lebih sering menyerang adalah Ichthiopthirius sp, Trichodina sp, Dacttylogyrus sp, dan Aeromonas hydrophyla. Penanggulangan hama insekta dapat dilakukan dengan pemberian insektisida yang direkomendasikan pada saat pengisian air sebelum benih ditanam. Sedangkan penanggulangan belut dapat dilakukan dengan pembersihan pematang kolam dan pemasangan kolam di sekeliling kolam. Penanggulangan organisme pathogen dapat dilakukan dengan manajemen lingkungan budidaya yang baik dan pemberian pakan yang teratur dan mencukupi. Bila serangan sudah terjadi,benih harus dipanen untuk diobati. Pengobatan dapat menggunakan obat-obatan yang direkomendasikan. Manajemen lingkungan dapat dilakukan dengan melakukan persiapan kolam dengan baik. Pada kegiatan budidaya dengan menggunakan kolam dan tanah, persiapan kolam meliputi pengeringan, pembalikan tanah, perapihan pematang, pengapuran, pemupukan, pengairan dan pengkondisian tumbuhnya plankton sebagai sumber pakan. Pada kegiatan budidaya dengan menggunakan bak tembok atau bak plastik, persiapan kolam meliputi pengeringan, disinfeksi bila diperlukan, pemupukan, pengairan dan pengkondisian tumbuhnya plankton sebagai sumber pakan. Perbaikan kondisi air kolam dapat pula dilakukan dengan penambahan probiotik. sumber dari berbagai sumber
PEMBENIHANLELE ( Lele Sangkuriang abah Nasrudin) kec. Megamendung. kab. Bogor. Panjang 4 meter, Lebar 2 meter, Tinggi 1 meter. saat pemijahan isi air bening 25cm bila hujan, 30 cm bila tidak hujan. Tiap meternya bisa diisi dengan 5 ekor indukan lele.
06/12/2015 Video 1,357 ViewsSiapa yang tidak kenal abah Nasrudin?? Bagi pembudidaya lele nama abah nasrudin tidak asing didengar. Ya, beliau adalah abah nasrudin sang maestro lele sangkuriang Indonesia. Beliau mengajarkan bagaimana budidaya lele yang baik. Teknik yang digunakan cukup tradional. Beliau tidak terpengaruh dengan banyaknya teknik-teknik baru diluar sana. Intinya dari nasehat beliau, kunci utama dalam budidaya lele adalah di perlakuan air, serta kepadatan tebar tidak terlalu berikut video abah nasrudin tentang budidaya leleDari video diatas mengutip bahwa, khususnya untuk pemula, janganlah terlalu terburu-buru ingin langsung untung semata. Kenali lele, dari perilaku dan habitnya. Dengan kita menyayanginya maka uang akan datang dengan farming🙂 Post Views 1,765 CEK JUGA ARTIKEL INI Yuk Lihat Kolam Lele Sistem Aquaponic di Thailand 2017Yuk Lihat Kolam Lele Sistem Aquaponic di Thailand 2017. Video berikut ini membahas sistem …
2Cara Sukses Pembenihan dan Pemijahan Ikan Lele Sangkuriang Dengan Mudah November 7, 2017 July 20, 2017 by Princes 2 Cara Pembenihan dan Pemijahan Ikan Lele Sangkuriang Dengan Mudah - Lele Sangkuriang merupakan jenis ikan lele yang diperoleh dari hasil penelitian di suka bumi dengan menggunakan rekayasa genetik.
Tentu saja hal ini dapat kita contoh sebagai referensi agar budidaya lele yang dilakukan menjadi lebih efektif, efisien dan memberikan hasil yang optimal. Cara Budidaya Lele Ala Abah Nasrudin menjadi salah satu metode budidaya lele sangkuriang yang terbukti mampu menghasilkan panen yang jenis lele yang dibudidayakan oleh abah nasrudin adalah jenis lele sangkuriang. Lele ini memiliki keunggulan yakni lebih tahan terhadap serangan penyakit dan juga memiliki ukuran badan yang sedikit lebih besar ketimbang jenis lele lokal pada itu, dari segi tekstur dan rasa lele sangkuriang dianggap lebih enak saat digoreng atau di jadikan hidangan. Hal inilah yang kemudian membuat lele jenis angkuriang lebih diminati meskipun harganya relatif lebih tinggi dibandingkan lele lokal pada umumnya. Oleh sebab itu, maka budidaya lele sangkuriang kemudian mulai booming beberapa tahun belakangan. Tentunya para pembudidaya tidak ingin melewatkan moment serta potensi bisnis yang cukup menjanjikan Nasrudin merupakan sosok yang dikenal sebagai bapaknya lele sangkuriang aia merupakan penemu lele sangkuriang yang berasal dari Desa Gadog Kecamatan Megamendung Kabupaten Bogor. Ia merupakan seorang pria paruh baya yang sukses membudidayakan dengan yeknis pembesaran pada lele sangkuriang di lahan pekarangan rumah seluas meter persegi. Meskipun tidak taman sekolah dasar namun jurus dan kepiawaiannya dalam menangani lele sangkuriang berhasil membuat banyak kalangan sebab itu, maka dalam kesempatan ini kita akan membahas mengenai 7 cara budidaya lele ala abah nasrudin yang pasti berhasil. Simak Dasar BudidayaSebelum membahas jauh mengenai teknik dan teknis budidaya maka sebaiknya kita mengetahui terlebih dahulu mengenai parameter atau indikator dasar dari budidaya pembesaran ikan lele sangkuriang seperti pada cara budidaya ikan cupang hias yang dilakukan oleh abah Nasrudin. Adapun parameternya adalah sebagai berikut ini Kolam yang digunakan dalam proses budidaya merupakan kolam tembok atau kolam terpal dengan luas minimal 10 meter lebar 2 panjang 5 meter dengan ketinggian kolam 1-1,5 ikan lele sangkuriang yang digunakan adalah bibit dengan ukuran 7/ penebaran adalah 100 ekor untuk luasan 1 meter persegi selaku beginner, dan juga 150 ekor per meter untuk luasan 1 meter persegi selaku budidaya ini tidak perlu dilakukan pergantian air selama proses budidaya, kecuali saat ada serangan penyakit maka perlu dilakukan panen lele dapat dilakukan saat lele berukuran 7-8 ekor Mempersiapkan Air KolamTahapan selanjutnya yang amat penting dalam budidaya lele sagkuriang ala abah nasrudin adalam mempersiapkan air kolam. Dalam hal ini, sangat penting untuk memperhatikan kualitas air kolam yang ideal untuk hidup ikan lele seperti yang dilakukan pada cara budidaya ikan salah salah ikan lele akan bisa mengalami kematian jika hal ini tidak diperhayikan dengan seksama. Berikut cara persiapan air kolam untuk budidaya ikan lele sangkuriang Untuk air sendiri dapat menggunakan air apa saja, namun jika hendak menggunakan air pam, maka sebaiknya di endapkan 1-3 hari agar kandungan kaporitnya air kedalam kolam hingga ketinggian 50 masukkan pupuk kandang dengan metode teh celup, dimana satu karung pupuk kandang diikat dipinggir kolam kemudian separuhnya dicelupkan kedalam kolam, dan separuhnya dibiarkan tetap berada di permukaan kolam, untuk kolam ukuran 10 meter persegi jumlah pupuk kandang mencapai 10-15 larutan herbal sebanyak 2 sendok makan yang dilarutkan kedalm 2 liter air dan kemudian tambahaka 2 sendok garam dapur larutkan dan tebatkan kedalam kolam hingga Larutan herbal ini hanya bisa didapat dari abah nasrudin ataupun juga 4-5 hari air kolam akan berangsur angsur berwarna hijau terang dan setelahnya kemudian berwarna semakin 8 hari kemudian angkat pupuk kandang yang pada hari ke sembilan benih ikan lele sangkuriang dapat mulai ditebar di catatan untuk waktu tebar paling efektif adalah di bawah jam 11 siang jika dilakukan di pagi hari, dan diatas jam 3 sore jika dilakukan pada siang metode aklimatisasi selama 5-10 menit dan biarkan ikan lele keluar sendiri dari wadah untuk kemudian masuk ke Memilih BenihSebenarnya teknik budidaya lele ala abah nasrudin tidak hanya berlaku pada lele sangkuriang, dapat juga dilkukan pada lele dumbo ataupun phyton, namun tentu saja benih yang ditebar minimal harus memiliki kriteria sebgaimana dalam cara budidaya ikan koi sebagai berikutSehat tidak terpapar hama kulit cerah, gerakan atau patil tidak terluka atau ada white spot atau bintik benih Manajemen Pemberian PakanManajemen pemberian pakan dalam budidaya harus benar benar diperhatikan sebagimana yang dilakukan pada cara budidaya udang galah . Sebab salah salah dilakukan maka hal ini dapat menguras biaya operasional. Nah supaya pemberian pakan lebih efektif maka perhatikan hal hal berikut ini Pemberian pakan pertama kali dilakukan pada saat benih berumur 12 jam setelah yang diberikan berupa pakan pelet, dengan dosis 3 Kg untuk 8-10 hari dan diberikan sebanyak 3 kali dalam pakan habis, kemudian ditambahkan air sebanyak 10 pakan kedua diberikan dengan dosis 5 Kg untuk 8-10 hari diberikan sebanyak 4 kali dalam pakan habis kemudian ditambahkan kembali air 10 pakan ketiga diberikan dengan dosis 22 kg untuk 8-10 hari diberikan sebanyak 5-6 kali dalam pakan habis, kembali air ditambahkan sebanyak 10 pakan ke empat diberikan sebanyak 70 kilo hingga masa panen pakan dapat diberikan secara variatif dengan memberikan pakan tambahan sosis bs, ayam tiren atau juga ikan runcah Tips Pemberian Pakan yang EfektifAgar pemberian pakan efektif maka anda dapat menerapkan tips seperti juga pada cara budidaya udang ceri berikut dahulu pakan di encerkan dan dicampur dengan air ini agar pakan tidak mengembang dalam perut ikan dan menyebabkan perut ikan lele menjadi hari hujan sebaiknya pemberian pakan dilakukan 1 jam setelah hujan benar benar reda, atau saat hari menjelang hujan maka jangan berikan lupa selalu membetsihkan sisa pelet di dalam kolam, agar kualitas air tetap Penanggulangan PenyakitPenanggulangan hama dan penyakit di lakukan secara preventif, yakni dengan cara melakukan pengecekan setiap waktu. Kemudian jika ada ikan lele yang menunjukkan perilaku berbeda dari yang lainnya maka segera lakukan pemisahan untuk menghindari ikan lainya agar tidak PanenPanen pertama dapat dilakukan pada umur 50-60 hari setelah tebar tidak jauh berbeda dengan cara budidaya udang harimau. Produktifitas hasil dari budidaya lele ala abah nasrudin dapat mencapai 130-150kg dengan tingkat kematian dibawah 5%.Tentu saja hasil ini relatif jauh lebih tinggi dibandingkan budidaya lele secara umum yang hanya bisa mencapai angka maksimal 100 tadi, 7 cara budidaya lele ala abah nasrudin yang pasti berhasil. Selamat mencoba dan semoga artikel ini dapat bermanfaat. kanibalismepada benih lele antara lain Mempercepat penebaran benih ke kolam atau bak pemeliharaan yang lebih luas Teknik Budidaya Lele Sangkurang ala abah Nasrudin April 10th, 2019 - Saya pernah mengikuti pelatihan yang diberikan oleh salah seorang pengurus ALSI Asosiasi Lele Sangkuriang Indonesia yang memang sangat dekat dengan 2 / 9 Nasrudinsudah tersohor berkat lele sangkuriang yang mulai dikembangbiakkan pada 2001. Dia mengawali usaha beternak lele dengan benih sekitar 100.000 lele sangkuriang yang diperoleh dari Balai Besar Pengembangan Budidaya Air Tawar Sukabumi. Nama sangkuriang yang diberikan itu memang diambil dari legenda Tanah Pasundan untuk menandakan lokasi LdUKfCY.
  • ic1zds07ag.pages.dev/25
  • ic1zds07ag.pages.dev/13
  • ic1zds07ag.pages.dev/244
  • ic1zds07ag.pages.dev/520
  • ic1zds07ag.pages.dev/230
  • ic1zds07ag.pages.dev/492
  • ic1zds07ag.pages.dev/322
  • ic1zds07ag.pages.dev/300
  • pemijahan lele sangkuriang abah nasrudin