Selainitu, tampak aktifitas kelompok wanita tani yang aktif merawat dan memanen tanaman sayur dan obat, kendati tidak ditemukan laporan, bagaimana pemanfaatan hasil tanaman tersebut. Kampung KB ini dilaporkan banyak mendapatkan bantuan dari stakeholder lintas sektor dalam mengembangkan inovasinya, membangun berbagai kelangkapan penanda kampung
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Salah satu program kerja dari KKN UNS Kelompok 229 Desa Gonilan Kecamatan Kartasura Kabupaten Sukoharjo yaitu Pemberdayaan Kelompok Wanita Tani KWT melalui Budidaya Sayuran dan Vertical Garden. Program kerja ini merupakan salah satu program kerja utama Kelompok 229 yang mengusung tema "Masyarakat Mandiri". Hal ini didasari karena selama pandemi covid-19 kegiatan di KWT Gonilan menjadi terbatas, sehingga lahan budidaya yang sebelumnya sudah ada menjadi kurang terurus. Dengan adanya program kerja ini diharapkan membantu memberdayakan kembali KWT di Gonilan. Dokpri KKN UNS Kelompok 229 didampingi Pembimbing Lapangan Dr. Sri Marmoah, dengan mahasiswa terdiri dari Gregorius Aryo Danang Edsan Putro, Prisca Puspita Sari, Fatimah Nur Azizah, Fatimah, Fuad Amri Prayoga, Endah Permatasari, Fifi Putri Huda Sari, Adib Mufti Bihtiari, dan Fahna Sabilla Miftanisa. KKN ini dilaksanakan selama 30 hari dari bulan Juli hingga Agustus 2021. Pelaksanaan program kerja Budidaya Sayuran dan Vertical Garden sudah mendapatkan izin dari Kepala Desa Gonilan dengan syarat tetap menerapkan protokol kesehatan dengan ketat. Dokpri Selain itu, pemilihan program kerja utama juga didasari karena di Desa Gonilan terdapat Kelompok Wanita Tani dan lahan kosong yang dapat dimanfaatkan untuk budidaya sayuran dan vertical garden di masa pandemi covid-19. Adapula tujuan proker ini juga turut untuk menjaga ketahanan pangan sektor rumah tangga di masa pandemi covid-19. Adanya budidaya sayuran ini diharapkan hasilnya dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan sayuran para Kelompok Wanita Tani dan Ibu Rumah Tangga sekitarnya. Adapun pembuatan vertical garden disini tidak hanya menambah keindahan lahan saja, tetapi juga sebagai tanaman refugia yang bermanfaat sebagai menarik musuh alami hama. Pelaksanaan program kerja ini menggunakan metode praktik bersama KWT Idum Abadi Desa Prisca Puspita Sari & Fahna Sabilla Miftanisa Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
RADARJOGJA - PUPM menyasar gabungan kelompok tani (gapoktan). Sejak digulirkan pada 2016, sejauh ini ada 12 gapoktan penerima program PUPM. Bantuan PUPM berupa modal dan dana operasional. Modal itu untuk membeli gabah petani. Gabah lantas diolah jadi beras oleh gapoktan lalu dijual ke Toko Mitra Tani Indonesia (TMTI).
Kelompok adalah dua orang atau lebih individu yang berinteraksi dan saling mempengaruhi satu dengan yang lainnya Shaw dalam Sudjarwo, 20113. Menurut Mills dalam Samsi, 201113 kelompok adalah suatu kesatuan yang terdiri atas dua orang atau lebih yang melakukan kontak hubungan untuk suatu tujuan tertentu. Sedangkan menurut Hommans dalam Sudjarwo, 20113 kelompok adalah sejumlah individu yang melakukan komunikasi selama jangka waktu tertentu secara langsung tanpa melalui perantara. Ketiga pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa kelompok adalah sekumpulan orang/individu yang terorganisir, dengan kesamaan kegiatan dan tujuan yang sama. Saling berkomunikasi secara verbal maupun non-verbal dengan mengutamakan kepentingan bersama dibandingkan kepentingan pribadi individu dan tercipta sebuah ikatan psikologis yang erat diantara anggota kelompok dalam jangka waktu tertentu. Ciri-ciri Kelompok Kelompok merupakan kumpulan individu yang melakukan kegiatan, interaksi, dan memiliki perasaan untuk membentuk suatu keseluruhan yang terorganisasi dan berhubungan timbal balik. Suatu kelompok bisa disebut kelompok apabila memiliki ciri-ciri. Menurut Van Zanden dalam Sudjarwo, 20115 ciri-ciri kelompok meliputi a Kelompok itu memiliki ciri tertentu yang dibatasi oleh lokasi geografis, paham politik, agama, dan lain-lain, b Kelompok itu memiliki tujuan yang jelas, c Umumnya anggota menyadari bahwa keanggotaannya dalam kelompok itu berbeda dengan kelompok lain. Sedangkan menurut Gerungan 2004 94 ciri-ciri kelompok antara lain a Terdapat dorongan motif yang sama, b Terdapat akibat-akibat interaksi yang berlainan, c Pembentukan dan penegasan struktur atau organisasi yang jelas, d terjadinya penegasan dan peneguhan norma-norma pedoman tingkah laku anggota kelompok. Suatu kelompok dapat dinamakan kelompok sosial, apabila memiliki ciri-ciri sebagai berikut 1 Memiliki motif yang sama antara individu satu dengan yang lain menyebabkan interkasi/kerjasama untuk mencapai tujuan yang sama, 2 Terdapat akibat-akibat interaksi yang berlainan antara individu satu dengan yang lain akibat yang ditimbulkan tergantung rasa dan kecakapan individu yang terlibat, 3 Adanya penugasan dan pembentukan struktur atau organisasi kelompok yang jelas dan terdiri dari peranan serta kedudukan masing-masing, 4 Adanya peneguhan norma pedoman tingkah laku anggota kelompok yang mengatur interaksi dalam kegiatan anggota kelompok untuk mencapai tujuan bersama Berdasarkan pendapat mengenai ciri-ciri kelompok, dapat disimpulkan bahwa ciri-ciri kelompok meliputi a Adanya motif yang sama antara anggota kelompok, b Memiliki tujuan yang jelas, c Penegasan struktur kelompok, d penegasan norma-norma kelompok. Fungsi Kelompok Menurut Kartini Kartono dalam Sudjarwo, 2011 6 melihat fungsi kelompok tidak hanya dari interaksinya akan tetapi lebih dalam lagi yaitu dengan penjelasan sebagai berikut a Kelompok merupakan wadah dan ruang psikologis kepada semua anggotanya sehingga merasa memiliki terhadap kelompoknya, b Munculnya kader yang menunjukkan loyalitas dan kesetiakawanan sosial, c Memberikan rasa aman pada semua anggotanya, d Adanya penghargaan melalui status dan peran masing-masing anggotanya, e Adanya satu tujuan ideal tertentu dari kelompok, f Kelompok dapat berperan sebagai wahana untuk mencapai tujuan, g Anggota kelompok sebagai individu merasa sebagai organ dari kelompok. Tujuan Kelompok Tujuan kelompok ialah apa yang akan dicapai oleh kelompok dan harus mewujudkan relevansi dengan tujan anggota serta diketahui oleh semua anggota Sudjarwo, 201116. Menurut Shaw dalam Mardikanto 1996 70 mengartikan tujuan kelompok sebagai hasil akhir atau keadaan yang diinginkan oleh semua anggota kelompok. Tujuan kelompok biasanya dirumuskan sebagai perpaduan dari tujuan-tujuan semua anggota kelompok. Tujuan kelompok merupakan hasil akhir yang ingin dicapai individu ataupun kelompok yang sedang bekerja, atau secara ideal, tujuan merupakan hasil yang diharapkan menurut nilai orang-orang. Tujuan kelompok disusun berdasarkan mayoritas individu yang bekerja untuk mencapai tujuan bersama. Tujuan terdiri daritujuan jangka pendek yang merupakan batu loncatan untuktujuan jangka panjang. Disimpulkan bahwa tujuan kelompok merupakan pedoman dalam pencapaian program dan aktivitas serta memungkinkan untuk terukurnya efektivitas dan efisiensi kelompok. Komitmen anggota akan tergantung kepada ketertarikannya terhadap kelompok dan tujuan kelompok. Tingkat resiko dalam pencapaian tujuan kelompok harus ditetapkan dan dipantau secara hati-hati; resiko kegagalan yang moderat lebih memotivasi Pengertian Kelompok Wanita Tani KWT Kegiatan kelompok tani merupakan perkumpulan yang beranggotakan para petani desa tersebut. Meskipun tidak semua petani di desa tersebut mengikuti kegiatan ini. Ketua kelompok tani dipilih dari salah seorang petani yang dianggap memiliki pengetahuan dan wawasan luas. Ketua kelompok tani yang terpilih diharapkan dapat menjalankan tugas dan kewajibannya antara lain mengkoordinasikan kegiatan gotong-royong untuk pengolahan lahan anggota kelompok tani secara bergantian, mengkoordinasikan penjualan hasil produksi, dan melakukan hubungan dengan pihak penyuluh maupun dinas pertanian. Kelompok tani sebagai wadah organisasi dan bekerja sama antar anggota mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan masyarakat tani, sebab segala kegiatan dan permasalahan dalam berusaha tani dilaksanakan oleh kelompok secara bersamaan Adanya kelompok tani, para petani dapat bersama-sama memecahkan permasalahan yang antara lain berupa pemenuhan sarana produksi pertanian, teknis produksi dan pemasaran hasil. Kelompok tani sebagai kumpulan para petani yang tumbuh berdasarkan keakraban dan keserasian, serta kesamaan kepentingan dalam memanfaaatkan sumberdaya pertanian untuk bekerjasama meningkatkan produktivitas usaha tani dan kesejahteraan anggotanya Departemen Pertanian RI 1997 dalam Samsi 201115. Fungsi utama kelompok tani pada dasarnya adalah sebagai wahana dalam proses belajar-mengajar, wahana bekerjasama, dan wahana berproduksi. Apabila ketiga fungsi tersebut telah berjalan baik, maka diarahkan untuk menjadi kelompok usaha. Berdasarkan kedua pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa Kelompok Wanita Tani KWT adalah kumpulan para wanita yang mempunyai aktivitas dibidang pertanian yang tumbuh berdasarkan keakraban, keserasian, serta kesamaan kepentingan dalam memanfaatkan sumberdaya pertanian untuk bekerjasama meningkatkan produktivitas usahatani dan kesejahteraan anggotanya. Fungsi Kelompok Tani Sistem penyuluhan pertanian di Indonesia, Departemen Pertanian menetapkan bahwa kelompok tani memiliki tiga fungsi utama Martaatmadja 1993, Martins, 1997, dan Depatemen Pertanian, 1997 dalam Hariadi, 201154 yakni a Sebagai unit belajar, adalah kelompok tani merupakan wadah belajar mengajar bagi anggotanya guna meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan sikap PKS serta tumbuh dan berkembangnya kemandirian dalam berusaha tani sehingga produktivitasnya meningkat, pendapatannya bertambah serta kehidupan yang lebih sejahtera, b Unit kerjasama, kelompok tani merupakan tempat untuk memperkuat kerjasama diantara sesama petani dalam kelompoktani dan antar kelompok tani serta dengan pihak lain, melalui kerjasama ini diharapkan usaha taninya akan lebih efisien serta lebih mampu menghadapi ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan, dan c Unit produksi, usahatani yang dilaksanakan oleh masing masing anggota kelompoktani, secara keseluruhan harus dipandang sebagai satu kesatuan usaha yang dapat dikembangkan untuk mencapai skala ekonomi, baik dipandang dari segi kuantitas, kualitas maupun kontinuitas. Menurut Departemen Pertanian 1997 dalam Samsi, 20115, apabila ketiga fungsi tersebut sudah berjalan, maka diarahkan untuk menjadi unit kelompok usaha. Kesejahteraan Keluarga Pengertian Keluarga Sejahtera Menurut Mongid 199510, kesejahteraan keluarga adalah kondisi dinamis keluarga dimana terpenuhinya semua kebutuhan fisik materiil, mental spiritual, dan sosial yang memungkinkan keluarga dapt hidup wajar sesuai dengan lingkungan serta memungkinkan anak-anak tumbuh kembang dan memperoleh perlindungan yang diperlukan untuk membentuk sikap mental dan kepribadian yang matang sebagai sumber daya manusia yang berkualitas. Sedangkan dalam BKKBN 20092 keluarga sejahtera yaitu keluarga yang dibentuk berdasarkan perkawinan yang sah, mampu memenuhi kebutuhan hidup spiritual, dan materi yang layak, betaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, memiliki hubungan yang selaras, serasi, dan seimbang antar anggota dan antar keluarga dengan masyarakat dan lingkungan. Kedua pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa keluarga sejahtera merupakan kondisi terpenuhinya kebutuhan primer dan sekunder dalam kehidupan keluarga di masyarakat. Kesejahteraan keluarga tidak hanya menyangkut kemakmuran saja, melainkan juga harus secara keseluruhan sesuai dengan ketentraman yang berarti dengan kemampuan itulah dapat menuju keselamatan dan ketentraman hidup. Menurut Tamadi dalam Asri, 201314 ukuran taraf pemenuhan kebutuhan dibagi menjadi tiga kelompok yaitu kebutuhan dasar, kebutuhan sosial psikologis, dan kebutuhan pengembangan. Pengertian dari ketiga kelompok kebutuhan tersebut sebagai berikut Kebutuhan dasar yang terdiri dari a Pangan, kebutuhan ini mencakup pemenuhan kebutuhan makan dan gizi sehari-hari, b Sandang, kebutuhan ini mencakup pemenuhan pakaian yang layak pakai dan bersih, c Papan, merupakan tempat tinggal sehari-hari bagi keluarga yang harus terpenuhi, d Kesehatan, kabutuhan untuk hidup sehat sehari-hari. Kebutuhan sosial psikologis yang terdiri dari a Pendidikan, pemenuhan kebutuhan pendidikan bagi anak yang mencakup pendidikan formal, informal, dan nonformal, b Rekreasi, kebutuhan akan hiburan dalam kehidupan keluarga, c Transportasi, kebutuhan akan kendaraan untuk transportasi sehari-hari, d Interaksi sosial internal dan eksternal, kebutuhan untuk berinteraksi dalam keluarga dan juga masyarakat. Kebutuhan pengembangan yang terdiri dari a Tabungan, simpanan uang atau barang yang digunakan untuk kesehatan, pendidikan anak, jaminan hari tua, dan juga untuk kebutuhanyang mendadak, b Akses terhadap informasi, kebutuhan untuk mendapatkan informasi dari luar keluarga, misal informasi masyarakat, dan negara. Berdasarkan pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa indikator ukuran taraf pemenuhan kebutuhan hidup terdiri dari kebutuhan dasar, kebutuhan sosial psikologis, dan kebutuhan pengembangan. indikator keluarga sejahtera yaitu terpenuhinya kebutuhan pokok bagi keluarga. Indikator keluarga sejahtera pada dasarnya disusun untuk menilai taraf pemenuhan kebutuhan keluarga yang dimulai dari kebutuhan yang sangat mendasar sampai dengan pemenuhan kebutuhan yang diperlukan untuk penegembangan diri dan keluarga Faktor yang Mempengaruhi Kesejahteraan Keluarga Faktor-faktor yang mempengaruhi kesejahteraan keluarga adalah faktor intern keluarga dan faktor ekstern keluarga. Faktor-faktor yang mempengaruhi kesejahteraan keluarga yaitu sebagai berikut Faktor intern keluarga Jumlah Anggota Keluarga, pada zaman seperti sekarang ini tuntutan keluarga semakin meningkat tidak hanya cukup dengan kebutuhan primer tetapi kebutuhan lainya seperti hiburan, rekreasi, sarana ibadah, saran untuk transportasi dan lingkungan yang serasi. Kebutuhan diatas akan lebih memungkinkan dapat terpenuhi jika jumlah anggota dalam keluarga sejumlah kecil. Tempat Tinggal, suasana tempat tinggal sangat mempengaruhi kesejahteraan keluarga. Keadaan tempat tinggal yang diatur sesuai dengan selera keindahan penghuninya, akan lebih menimbulkan suasana yang tenang dan mengembirakan serta menyejukan hati. Sebaliknya tempat tinggal yang tidak teratur, tidak jarang meninbulkan kebosanan untuk menempati. Kadang-kadang sering terjadi ketegangan antara anggota keluarga yang disebabkan kekacauan pikiran karena tidak memperoleh rasa nyaman dan tentram akibat tidak teraturnya sasaran dan keadaan tempat tinggal. Keadaan Sosial Keluarga, untuk mendapatkan kesejahteraan kelurga alasan yang paling kuat adalah keadaan sosial dalam keluarga. Keadaan sosial dalam keluarga dapat dikatakan baik atau harmonis, bilamana ada hubungan yang baik dan benar-benar didasari ketulusan hati dan rasa kasih sayang antara anggota keluarga. Manifestasi daripada hubungan yang benar-benar didasari ketulusan hati dan rasa penuh kasih sayang, nampak dengan adanya saling hormat, menghormati, toleransi, bantu-membantu dan saling mempercayai. Keadaan Ekonomi Keluarga, keadaan ekonomi keluarga merupakan faktor yang sangat penting dalam kehidupan keluarga. Ekonomi dalam keluarga meliputi keuangan dan sumber-sumber yang dapat meningkatkan taraf hidup anggota keluarga BKKBN, 2009 16. Faktor Ekstern Kelaurga Kesejahteraan keluarga perlu dipelihara dan terus dikembangkan terjadinya kegoncangan dan ketegangan jiwa diantara anggota keluarga perlu di hindarkan, karena hal ini dapat menggagu ketentraman dan kenyamanan kehidupan dan kesejahteraan keluarga. Faktor yang dapat mengakibatkan kegoncangan jiwa dan ketentraman batin anggota keluarga yang datangnya dari luar lingkungan keluarga antara lain a Faktor manusia iri hati, dan fitnah, ancaman fisik, pelanggaran norma, b Faktor alam bahaya alam, kerusuhan dan berbagai macam virus penyakit, c Faktor ekonomi negara pendapatan tiap penduduk atau income perkapita rendah, inflasi. Kedua faktor tersebut dapat disimpulkan bahwa, kedua faktor tersebut saling berpengaruh satu sama lain dan tidak dapat dipisahkan untuk terciptanya kesejahteraan keluarga. Keluarga Definisi Keluarga Menurut Pujosuwarno 199411, keluarga adalah suatu ikatan persekutuan hidup atas dasar perkawinan antara orang dewasa yang berlainan jenis yang hidup bersama atau seorang laki-laki atau seorang perempuan yang sudah sendirian dengan atau tanpa anak-anak, baik anaknya sendiri atau adopsi, dan tinggal dalam sebuah rumah tangga. Manurut Horton 1984267, keluarga adalah suatu sistem norma dan tata cara yang diterima untuk menyelesaikan sejumlah tugas penting. Kedua pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan. Ciri-ciri Keluarga Ciri-ciri umum keluarga antara lain seperti yang dikemukakan oleh Mac Iver dan Charles H dalam Khairuddin 200215 meliputi a Keluarga merupakan hubungan perkawinan, b Benbentuk perkawinan atau susunan kelembagaan yang berkenaan dengan hubungan perkawinan yang sengajadibentuk dan dipelihara, c Suatu sistem tata nama, termasuk bentuk perhitungan garis keturunan, d Ketentuan-ketentuan ekonomi yang dibentuk oleh anggota-anggota kelompok yang mempunyai ketentuan khusus terhadap kebutuhan-kebutuhan ekonomi yang berkaitan dengan kemampuan untuk mempunyai keturunan dan membesarkan anak, e Merupakan tempat tinggal bersama, rumah atau rumah tangga yang tidak mungkin menjadi terpisah terhadap kelompok keluarga. Sedangkan menurut Khairuddin 2002 13, ciri-ciri keluarga meliputi a Kebersamaan, diantarabentuk-bentuk organisasi sosial yang lain keluarga merupakan bentuk yang paling universal, yang dapat ditemukan dalam semua masyarakat, b Dasar-dasar emosional,hal ini didasarkan pada suatu dorongan yang mendasar, seperti perkawinan, menjadi ayah, dan perhatian orang tua, c Pengaruh perkembangan, hal ini membentuk karakter individu melalui pengaruh kebiasaan-kebiasaan organis maupun mental, d Ukuran yang terbatas, keluarga dibatasi oleh kondisi-kondisi biologis, e Tanggung jawab para anggota, keluarga memiliki tuntutan yang lebih besar dan kontinu daripada asosiasi-asosiasi yang lainnya, f Aturan kemasyarakatan, masyarakat diatur oleh peraturan yang sah dan kaku dalam hal yang tahu, g Sifat kesetaraan, keluarga merupakan suatu yang demikian permanen dan universal dan sebagai asosiasi merupakan organisasi terkelompok di sekitar keluarga yang menuntut perhatian khusus. Berdasarkan ciri-ciri tersebut, dapat disimpulkan bahwa ciri-ciri keluarga antara lain a Adanya kebersamaan, b Dasar-dasar emosional, c Pengaruh perkembangan, d Ukurannya terbatas, e Posisi inti dalam struktur sosial, f Tanggung jawab anggota keluarga, g Aturan kemasyarakatan, h Memiliki sifat kekekalan dan kesementaraan. Fungsi-fungsi Keluarga Menurut Pujosuwarno 199413 fungsi-fungsi pokok keluarga antara lain 1 Fungsi pengaturan seksual, keluarga sebagai wadah yang sah baik ditinjau dari segi agama maupun masyarakat dalam hal pengaturan dan pemuasan keinginan-keinginan seksual, 2 Fungsi reproduksi, keluarga berfungsi untuk menghasilkan anggota baru, sebagai penerus bagi kehidupan manusia yang turun temurun, 3 Fungsi perlindungan dan pemeliharaan, keluarga berfungsi sebagai perlindungan dan pemeliharaan terhadap kebutuhan jasmani dan rohani terhadap semua anggota keluarga, 4 Fungsi pendidikan, keluarga merupakan lingkungan pendidikan yang pertama dan utama karena anak mengenal pendidikan yang pertama kali adalah di dalam lingkungan keluarga. Keluarga mempunyai peranan yang sangat penting dan merupakan titik tolak pendidikan selanjutnya bagi anak-anak, 5 Fungsi sosialisasi, keluarga sebagai kelompok primer yang di dalamnya terjadi interaksi di antara para anggota dan disitulah terjadinya proses sosialisasi, 6 Fungsi afeksi dan rekreasi, manusia sebagai makhluk sosial membutuhkan kebutuhan yang fundamental akan kasih sayang. Kebutuhan ini dapat dipenuhi bagi kebanyakan orang di dalam keluarga mereka. Hubungan cinta dan kasih yang dibina oleh seseorang akan menjadi dasar perkawinan yang dapat menumbuhkan hubungan afeksi bagi semua anggota keluarga yang dibinanya. Dengan adanya hubungan cinta kasih dan hubungan afeksi ini merupakan faktor penting bagi perkembangan pribadi anak, 7 Fungsi ekonomis, keluarga berfungsi untuk mencari sumber-sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga, 8 Fungsi status sosial, keluarga berfungsi sebagai suatu dasar yang menunjukkan kedudukan atau status bagi anggota-anggotanya. Sedangkan menurut BKKBN 1996 10 fungsi-fungsi keluarga anatra lain 1 Keagamaan, 2 Sosial Budaya, 3 Cinta kasih, 4 Melindungi, 5 Reproduksi, 6 Sosialisasi dan pendidikan, 7 Ekonomi, 8 Pembinaan lingkungan. Jadi dapat disimpulkan bahwa fungsi-fungsi keluarga antara lain 1 Untuk memperkenalkan dan mengajak anak pada kehidupan sesuai dengan keyakinan keluarga tersebut, 2 Untuk pemenuhan kebutuhan-kebutuhan biologis keluarga, 3 Mencari penghasilan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, 4 Untuk memberikan pendidikan dan mengajarkan sosialisasi kepada anak, 5 Memberikan suasana nyaman untuk anggota keluarga, 6 Memberikan perlindungan untuk anggota keluarga, 7 Untuk meneruskan keturunan, 8 Memberikan pembinaan lingkungan kepada anggota keluarga. Kewajiban Anggota Keluarga Suami istri memikul tanggung jawab hak dan kewajiban, ada kewajiban khusus ada kewajiban umum. Seperti yang dikemukakan oleh Aisjah Dachlan dalam Pujosuwarno, 1994 41 sebagai berikut 1. Kewajiban suami a. Memelihara, memimpin dan membimbing keluarga lahir dan batin, serta bertanggung jawab atas keselamatan dan kesejahteraannya. b. Memberi nafkah, menurut kemampuannya serta melindungi dari segala kesukaran. c. Hormat dan sopan santun apalagi jika istri dalam kesulitan. d. Membantu istri dalam tugas sehari-hari, terutama dalam memelihara dan mendidik anak-anak. e. Penuh pengertian, disiplin dan berwibawa berlandaskan cinta kasih sayang. f. Dapat mengatasi keadaan, mencari penyelesaian yang bijaksana. g. Sabar, jujur dan memelihara kepercayaan serta dapat menyenangkan istri dengan jalan yang halal. 2. Kewajiban istri a. Membantu suami dalam melayarkan bahtera rumah tangga, menjaga keselamatan dan kesejahteraan keluarga. b. Hormat dan patuh kepada suami dalam batas-batas tidak menyimpang dari ajaran agama. c. Menghormati dan menerima pemberian suami walaupun sedikit dan mencukupkan nafkah yang diberikan sesuai dengan kekuatan dan kemampuan, hemat, cermat dan bijaksana. d. Bersikap ridla dan syukur, tidak mempersulit suami. e. Memupuk rasa cinta dan kasih sayang dan selalu berusaha agar rukun dan damai. f. Memelihara dan mendidik anak-anak sebagai amanat Allah dan nikmatNya yang tidak ternilai. g. Mengatur dan mengurus rumah tangga dan menjadikan rumah tangga bahagia dunia akhirat. Diperlukan pengorbanan serta tanggungjawab dari masing-masing pihak dalam menjalankan peran dalam keluarga. Rasa cinta, hormat, setia, saling merhargai dan lain sebagainya merupakan hal wajib yang perlu dibina baik suami maupun istri. Mengetahui dan memahami hak dan kewajiban suami isteri yang baik diharapkan dapat mempermudah kehidupan keluarga berdasarkan ajaran agama dan hukum yang berlaku. Kewajiban suami dan istri tidak terbatas pada hubungan suami dan istri saja, tetapi mempunyai tugas dan kewajiban yaitu tugas dan kewajiban yang berhubungan dengan anak. Indikator Keluarga Sejahtera Indikator keluarga sejahtera yaitu terpenuhinya kebutuhan pokok bagi keluarga. Indikator keluarga sejahtera pada dasarnya disusun untuk menilai taraf pemenuhan kebutuhan keluarga yang dimulai dari kebutuhan yang sangat mendasar sampai dengan pemenuhan kebutuhan yang diperlukan untuk pengembangan diri dan keluarga. BKKBN, 200914 membagi tingkat kesejahteraan keluarga di Indonesia menjadi 5 tahap dari yang belum sejahtera sampai tahap kesejahteraan yang paling tinggi. Kelima tahapan keluarga sejahtera tersebut adalah sebagai berikut 1. Keluarga Pra Sejahtera yaitu keluarga-keluarga yang belum dapat memenuhi kebutuhan dasarnya secara minimal, seperti kebutuhan akan pangan, sandnag, papan, kesehatan dan pendidikan. 2. Keluarga Sejahtera Tahap I yaitu keluarga-keluarga yang telah dapat memenuhi kebutuhan dasarnya secara minimal, tetapi belum dapat memenuhi keseluruhan kebutuhan sosial psikologisnya, seperti kebutuhan ibadah, makan protein hewani, pakaian, ruang untuk interaksi keluarga, dalam keadaan sehat, mempunyai penghasilan, bisa baca tulis latin dan keluarga berencana. 3. Keluarga Sejahtera Tahap II yaitu keluarga-kelaurga yang disamping dapat memenuhi kebutuhan dasarnya, juga telah dapat memenuhi seluruh kebutuhan sosial psikologisnya, akan tetapi belum dapat memenuhi keseluruhan kebutuhan pengembangannya seperti kebutuhan untuk peningkatan agama, menabung, berinteraksi dalam keluarga, ikut melaksanakan kegiatan dalam masyarakat dan mampu memperoleh informasi. 4. Keluarga Sejahtera Tahap III yaitu keluarga yang telah dapat memenuhi seluruh kebutuhan dasar, kebutuhan sosial psikologis dan kebutuhan pengembangannya, namun belum dapat memberikan sumbangan yang maksimmal terhadap masyarakat, seperti secara teratur memberikan sumbangan dalam bentuk material dan keuangan untuk kepentingan sosial kemasyarakatan serta berperanserta secara aktif dengan menjadi pengurus lembaga kemasyarakatan atau yayasan-yayasan sosial, keagamaan, kesenian, olahraga, pendidikan dan sebagainya. 5. Keluarga Sejahtera Tahap III Plus yaitu keluarga-keluarga yang telah dapat memenuhi seluruh kebutuhannya, baik yang bersifat dasar, sosial psikologis maupun yang bersifat pengembangan serta telah dapat pula memberikan sumbangan yang nyata dan berkelanjutan bagi masyarakat. Berdasarkan indikator-indikator tersebut, dapat disimpulkan bahwa kesejahteraan maupun kebahagiaan sebuah keluarga sulit diukur hanya dengan satu atau dua parameter. Misalnya hanya dengan kepemilikan harta benda atau kemampuan sosial ekonomi saja. Juga dengan parameter jumlah anak atua tercukupinya kebutuhan pokok. Salah satu alasannya yang mendasar adalah bahwa kesejahteraan itu relatif. Tidak sama standarnya antar satu kelurga dengan keluarga lainnya. Keluarga yang secara ekonomis menurut standar normal termasuk kategori miskin, seluruh anggota keluarganya merasa sudah cukup sejahtera. Sementara pada keluarga lain yang secara ekonomi berlimpah, tidak jarang anggota-anggotanya merasa tidak sejahtera dan bahagia. Begitu juga dalam hal jumlah anak, sebuah keluarga sudah merasa cukup bahagia dengan dua anak, namun pada keluarga lainnya mungkin masih merasa kurang atau bahkan merasa berlebih. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat kesejahteraan dan kebahagiaan sangatlah relatif dan bersifat pribadi. Kesejahteraan Ekonomi Kesejahteraan ekonomi adalah kegiatan-kegiatan terorganisasi dengan tujuan meningkatkan kesejahteraan dari segi ekonomi melalui pemberian bantuan
KelompokWanita Tani Sekar Arum Ciomas Desa Karangkamulyan dilatih manajemen dan pengetahuan tentang pengolahan tanah pertanian di Bale Sawala Lembur Berseka Desa Karangkamulyan, Rabu 16/10/209.
TANGGAMUS - Kelompok relawan OMG merangkul kelompok wanita tani di Desa Talang Jawa, Kecamatan Pulau Panggung, Kabupaten Tanggamus, Lampung. Koordinator Wilayah OMG atau Orang Muda Ganjar Lampung, Riski Ramadhan mengatakan, bantuan tersebut diberikan agar para petani di desa tersebut lebih mudah membersikan lahan dari rumput liar. "Bantuan ini diberikan agar bisa membantu para ibu-ibu petani untuk melakukan aktifitas bertani," ungkap Riski, seperti dilansir pada Jumat 9/6/2023. Dia menambahkan kegiatan tersebut mendapatkan respons positif dari masyarakat sekitar. Hal itu dilihat dari masyarakat khususnya ibu-ibu mengikuti acara tersebut. Riski menyebut ada sejumlah bantuan yang diberikan kepada kelompok Wanita Tani antara lain empat mesin pemotong rumput dan 1 alat semprot. Menurut dia, setiap kelompok mendapatkan satu mesin pemotong rumput. Riski berharap bantuan yang diberikan itu bisa bermanfaat sekaligus membantu para ibu-ibu meningkatkan perekonomian melalui bertani. Salah satu Perwakilan Kelompok Tani, Eni Karlina menyampaikan terima kasih kepada relawan Ganjar Pranowo ini. Dia mengatakan OMG sudah memperhatikan dan memberikan bantuan kepada ibu-ibu kelompok tani Menurut dia, dengan adanya bantuan mesin pemotong rumput ini akan lebih memudahkan para ibu-ibu untuk melakukan aktifitas pertanian. "Bantuan ini sangat bermanfaat dan membantu ibu-ibu kelompok tani di sini. Terima kasih OMG Lampung," ungkap Eni. Bukan kali ini saja kelompok serupa mencoba merangkul masyarakat. Di Yogyakarta, OMG membagikan bantuan berupa dua tampungan air kepada warga di Padukuhan Padangan, Nglegi, Kecamatan Patuk, Kabupaten Gunung Kidul, DIY. Koordinator Wilayah OMG DIY Muhammad Yusuf Radhika menuturkan, dua tampungan air diberikan dalam rangka menghidupkan UMKM warga setempat, khususnya sektor budi daya ikan lele yang sempat menggeliat di wilayah tersebut. "Jadi, tujuan bantuan dari penyerahan ini adalah teman-teman, masyarakat sekitar itu bisa menghidupkan kembali budi daya ikan lele karena dua tahun lalu sudah vakum karena pandemi," kata dia, demikian dilansir dari Antara. sumber Antara
PlatPlakat Logo Perempuan Tani bertuliskan Penghargaan Perempuan Tani HKTI diberikan kepada: Siti Soraya Cassandra; Pendiri, Petani dan Pengajar Kebun Kumara, Situ Gintung - Tangerang Selatan. Titiek Widayati Sugiantoro, Ketua Kelompok Wanita Tani Vigur Organik, Kec.Kedungkandang, Kota Malang. Lusi Linuhung.
UNTUK meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani, Kementerian Pertanian Kementan terus melakukan pembinaan dan pendampingan pada kelompok tani poktan atau gabungan kelompok tani gapoktan serta kelompok wanita tani KWT. KWT merupakan salah satu kelembagaan petani yang mana para anggotanya terdiri atas wanita yang berkecimpung dalam kegiatan pertanian. Melalui Strategic Irrigation Modernization and Urgent Rehabilitation Project SIMURP, Kementan telah melakukan pembinaan dan optimalisasi kelembagaan wanita tani melakukan kegiatan pemberdayaan pada wanita tani melalui KWT di 8 provinsi dan 76 kabupaten lokasi SIMURP. Menteri Pertanian Mentan Syahrul Yasin Limpo menyampaikan bahwa untuk menjadikan pertanian maju, mandiri, dan modern harus mencetak sumber daya manusia SDM pertanian yang berkualitas termasuk wanita taninya. "Keberadaan para petani juga sangat vital dalam mewujudkan pencapaian ketahanan pangan. Dalam penerapan teknologi pertanian yang direkomendasikan," katanya. Mentan sangat berharap pelatihan-pelatihan yang sudah dilaksanakan dapat mendorong petani menjadi unggul, profesional dan berdaya saing. “Bertani itu keren ditambah lagi adanya dukungan Program CSA SIMURP yang mengajarkan banyak hal kepada petani terutama dalam mengelola pertanian yang ramah lingkungan,” tegasnya. Sementara Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian BPPSDMP, Dedi Nursyamsi, mengatakan kegiatan pemberdayaan KWT yang sudah dilaksanakan, selain bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilannya. Pemberdayaan juga untuk meningkatkan pelayanan kepada petani khususnya anggota KWT agar usahataninya yang berbasis off farm hilir berkembang. "Sehingga pendapatan dan kesejahteraan keluarganya juga meningkat dan dapat sebagai pengungkit peningkatan perekonomian di perdesaan," ujar Dedi dalam keterangan yang diterima, Rabu 13/10. Melalui Program SIMURP diadakan kegiatan Bimtek bagi wanita tani khususnya di lokasi Program SIMURP yaitu daerah yang mendapat aliran irigasi DI yang dikelola oleh pusat. Dedi menambahkan jika KWT tidak hanya mendapatkan pelatihan saja, tapi juga fasilitasi berupa bantuan sebesar Rp20 juta dan wajib dibelikan untuk pembelian sarana alat mesin yang dipergunakan untuk pengembangan usaha olahan untuk meningkatkan nilai tambah. Sri Puji Rahayu, selaku Penyuluh Pertanian Pusat, menjelaskan KWT yang mendapat Bimtek merupakan KWT pilihan, yaitu KWT yang memenuhi persyaratan dan aktif mempunyai kegiatan rutin serta terdaftar di Sumluhtan. Selain itu jumlah anggotanya minimal 15 orang harus dibuktikan dengan NIK dan memiliki usaha yang dapat dikembangkan terutama usaha pengolahan hasil pertanian. "Dengan menumbuh kembangkan usaha olahan KWT di 8 provinsi lokasi SIMURP merupakan hal yang strategis untuk menggerakkan insan pertanian agar petani khususnya anggota KWT mampu melaksanakan kegiatan yang tidak hanya menyangkut on farm saja, akan tetapi juga terkait dengan aspek-aspek off farm agribisnisnya," ujarnya. Sri Puji menambahkan, untuk menjaga kualitas KWT agar tidak menjadi kelompok merpati kelompok yang aktif berkegiatan bila ada bantuan dalam pengembangan usaha KWT, Kementan telah menetapkan beberapa prinsip. Di antaranya. KWT berada di wilayah BPP yang menjadi lokasi pelaksanaan SIMURP, wanita tani berusia sekitar 19-50 tahun atau sudah menikah. "Juga mampu mengembangkan dan mengolah komoditas unggulan yang dapat menjadi usaha unggulan kelompok, siap dan bersedia belajar untuk mengembangkan usaha pertaniannya serta didampingi oleh penyuluh pertanian sebagai fasilitator dalam pelaksanaan pengembangan KWT selanjutnya," katanya. Salah satu contoh pengembangan usaha KWT dapat dilihat di Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan, KWTnya telah berhasil mengembangkan keripik jamur dan telah dipasarkan melalu online maupun dijual di pasar lokal. Contoh lainnya lagi ada di Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat, KWT memanfaatan singkong yang diolah menjadi kripik singkong dan opak opak dengan pangsa pasar anak anak sekolah serta pasar lokal. Dari hasil olahan tersebut, para wanita anggota KWT sangat bersyukur karena banyak menerima manfaat baik secara finansial maupun sosial serta mendapat banyak ilmu dari kegiatan bimtek yang dilakukan oleh Kementan, Dinas Pertanian serta Dinas terkait lainnya. *
Adanyakelompok tani bertujuan untuk memperkuat kerjasama antar petani/ nelayan di dalam lingkungan organisasi kelompoktani ataupun pihak lain diluar kelompok tani. dengan kerjasama yang dibentuk diharapkan kelompok tani bisa lebih efisien serta lebih mampu menghadapi tantangan, hambatan, gangguan ataupun ancaman dalam usaha tani. bisa juga bertujuan sebagai wadah belajarnya para petani guna
Kelompok wanita tani atau disingkat dengan KWT merupakan kumpulan para wanita tani yang berada di satu desa. biasanya kelompok wanita tani ini berisikan istri-istri dari petani yang ingin mempunyai kegiatan lain selain bertani. Kelompok wanita tani KWT kegiatan wanita tani atau KWT ini berupa pemberdayaan wanita tani dilingkungannya bisa berupa olahan hasil pertanian yakni seperti olahan masakan atau kerajinan, bisa juga dari segi administrasi dari pertanian itu sendiri. kelompok wanita tani atau KWT sekarang ini mempunyai program berupa KRPL atau singkatan dari kawasan rumah pangan lestari, KRPL ini secara penuh dikelola oleh kelompok wanita tani yang didalamnya meliputi pengelolaan administrasi, pengelolaan rumah bibit atau pengelolaan tanaman yang bisa membantu dalam sektor ekonomi anggota. untuk kegiatan pengolahan hasil pertanian, kelompok wanita tani mengutamakan hasil lokalita daerah tersebut, misalkan disuatu daerah mempunyai potensi buah pisang, maka kelompok wanita tani melakukan pengolahan dari bahan dasar buah pisang contohnya seperti kripik atau selai pisang. tidak cuma bergerak dalam olahan saja, melaikan kelompok wanita tani mencoba melangkah lebih maju dengan membuat kemasan-kemasan yang mnarik untuk di pasarkan, tentunya dengan perijinan dari pemerintah berupa ijin PIRT atau pangan industri rumah tangga dan Perijinan SIUP atau Surat izin usaha perdagangan. dengen pemberdayaan kelompok wanita tani atau KWT ini diharapkan para wanita tani bisa menambah wawasan dan tentunya membantu kesejahteraan keluarga tani disekitar daerah tersebut.
KelompokWanita Tani (KWT) Melati Karya Desa Gunung Gijul, Kecamatan Abung Tengah, Lampung Utara menerima penghargaan
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Sudah kurang lebih dua tahun lamanya kita mengalami pandemi Covid-19, yang mana tidak hanya menyerang fisik dan psikis, tetapi juga berdampak pada sektor sosial dan ekonomi global, tak terkecuali Indonesia. Menurut data Badan Pusat Statistik BPS 2021, dalam 20 tahun terakhir perekonomian Indonesia mengalami pertumbuhan negatif atau terkontraksi sebesar -2,07 persen. Lesunya pertumbuhan ekonomi tersebut sejalan dengan kesejahteraan masyarakat yang juga mengalami penurunan selama pandemi. Selain itu, beberapa kebijakan pemerintah seperti pembatasan kegiatan dan mobilitas masyarakat juga turut berpengaruh pada menurunnya aktivitas operasional para pelaku usaha. Hal itu memicu terjadinya Pemutusan Hubungan Kerja PHK secara besar-besaran, yang mana lebih banyak dirasakan oleh pekerja perempuan. Akibatnya, terjadi peningkatan jumlah pengangguran yang cukup signifikan di tahun 2020. Pada September 2020, penduduk miskin juga tercatat mengalami peningkatan sebanyak 1,14 juta jiwa. BPS juga mencatat sekitar 7,82 persen rumah tangga miskin dipimpin oleh perempuan sebagai kepala rumah tangga. Di masa pandemi Covid-19, perempuan yang berperan sebagai kepala rumah tangga tidak hanya menghadapi persoalan kemiskinan saja, melainkan juga akan dihadapkan pada persoalan beban ganda akibat dari diterapkannya kebijakan work from home WFH dan school from home SFH. Berbagai dampak yang timbul akibat covid-19 ini, terkhusus di sektor ekonomi tidak hanya menjadi tanggungjawab pemerintah, melainkan juga kita sebagai masyarakat. Pemerintah telah melakukan berbagai upaya untuk meminimalisir penyebaran Covid-19 dengan beragam kebijakan yang dibuatnya mulai dari WFH/SFH, Pembatasan Sosial Berskala Besar PSBB, hingga Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat PPKM. Namun nyatanya kebijakan tersebut justru berdampak pada lesunya perekonomian Indonesia. Untuk itu, perlu adanya suatu program yang dapat membantu pemulihan ekonomi. Adipta 2012, menyatakan bahwa kemajuan atau kemunduran ekonomi suatu bangsa sangat ditentukan oleh keberadaan dan peranan dari kelompok kewirausahaan. Berdasarkan pernyataan tersebut, Kelompok Wanita Tani KWT hadir sebagai upaya untuk memberdayakan perempuan-perempuan yang terkena PHK dengan mengembangkan potensi tanaman yang ada di daerah setempat. KWT ini merupakan bentuk kerjasama masyarakat desa dengan pemerintah daerah setempat guna membantu pemulihan ekonomi masyarakat setempat selama pandemi Covid-19. Fokus program KWT sendiri ialah pada budidaya tanaman baik itu tanaman pangan, tanaman hias, maupun tanaman obat-obatan. Mengapa KWT? Berdasarkan data BPS hasil Survei Pertanian antar Sensus Sutas 2018 ada sekitar 25,4 juta orang yang bekerja sebagai petani. Hampir 24 persen dari 25,4 juta orang petani tersebut adalah petani perempuan. BPS juga mencatat, jumlah rumah tangga usaha pertanian dengan perempuan sebagai pemimpin dalam rumah tangga berjumlah sekitar 2,8 juta rumah tangga. Dengan demikian, KWT dapat menjadi wadah bagi petani-petani tersebut untuk tetap mengembangkan potensinya dan meningkatkan produktivitas mereka di tengah masa pandemi seperti ini, keberadaan KWT di daerah-daerah menjadi sangat penting. Mengapa demikian? karena hal ini sejalan dengan program Pekarangan Pangan Lestari P2L yang dirancang oleh Kementerian Pertanian sebagai upaya meningkatkan ketersediaan, aksesibilitas, dan pemanfaatan pangan yang berkelanjutan. Melalui KWT, masyarakat dituntut untuk memanfaatkan potensi tanaman di daerahnya sebagai sumber penghasilan namun tetap memperhatikan keberlanjutan pangan juga. Mereka juga didorong untuk melakukan inovasi baik dalam pemanfaatan lahan budidaya, pengolahan pasca panen, hingga strategi besar KWT di Indonesia, tak terkecuali KWT di Brebes misalnya melakukan budidaya tanaman dengan lahan yang terbatas. Untuk itu, mereka memilih budidaya tanaman dengan polybag karena dinilai lebih efektif untuk mendapatkan hasil panen yang lebih banyak. Tak hanya itu, beberapa dari mereka juga mengembangkan sistem hidroponik menanam budidaya dengan memanfaatkan air tanpa media tanah untuk mendapatkan hasil panen dengan nilai jual lebih tinggi. Hal itu membuktikan bahwa dengan lahan yang terbatas, masyarakat tetap bisa mendapatkan hasil panen yang sehat, bahkan tanpa pestisida Inovasi juga dilakukan dalam pengolahan hasil produksi guna mempertahankan produktivitas di tengah pandemi. Sebagai contoh, KWT di daerah Brebes yang awalnya hanya berfokus pada budidaya tanaman pangan dan obat, namun saat pandemi mereka mencoba melakukan inovasi guna membantu meningkatkan ketahanan pangan dan ekonomi sekitar. Salah satunya ialah dengan memproduksi hasil panen menjadi berbagai produk olahan seperti keripik bayam, keripik sirih, dan jamu tradisional. KWT di Brebes juga telah melakukan transformasi digital sebagaimana yang disarankan oleh pemerintah guna membantu pemasaran produk. Dibantu oleh mahasiswa, KWT Brebes melakukan promosi di berbagai platform digital seperti facebook, instagram, dan e-commerce untuk meningkatkan kuantitas penjualannya. Selain itu, pemasaran juga dilakukan melalui program pasar kuliner yang digencarkan oleh salah satu KWT di Brebes yaitu KWT Sejati di Desa Jatisawit, Kecamatan Bumiayu. Pasar kuliner tersebut dilaksanakan di Desa Kalibata dan terbuka untuk masyarakat umum setempat. Dalam kegiatan tersebut, masyarakat bebas memasarkan berbagai produk olahan, termasuk olahan hasil budidaya itu sendiri. Hal itu terbukti cukup berpengaruh terhadap keberlanjutan KWT, pasalnya dalam setahun terakhir KWT mengalami peningkatan pendapatan dari sektor produksi olahan tersebut. Keberadaan KWT ini juga turut berpengaruh pada ketersediaan pangan selama pandemi, yang mana masyarakat setempat bisa mendapat kebutuhan pangan sehari-hari dengan harga yang lebih murah dari harga pasar yang tentunya merupakan hasil budidaya sendiri. Selain menyediakan pangan untuk diri sendiri, KWT juga menjadi supplier bagi beberapa pasar-pasar sekitar guna membantu masyarakat lain memenuhi kebutuhan pangannya. Dengan demikian, KWT turut membantu terciptanya ketahanan pangan, setidaknya bagi masyarakat setempat. 1 2 Lihat Entrepreneur Selengkapnya
XNYiBV. ic1zds07ag.pages.dev/456ic1zds07ag.pages.dev/290ic1zds07ag.pages.dev/106ic1zds07ag.pages.dev/465ic1zds07ag.pages.dev/542ic1zds07ag.pages.dev/556ic1zds07ag.pages.dev/234ic1zds07ag.pages.dev/318
logo kelompok wanita tani